Nasihat Syekh Salim al-Khathib tentang Media Sosial

Ada satu nasihat guru saya Syaikh Dr. Salim al-Khathib yang sangat membekas di benak saya sebelum beliau pulang ke Yaman,
.
Terkait adab dan etika berekspresi di media sosial. Karena adab di dunia maya ini banyak orang lalaikan,
.
"Sebelum kamu menulis di akun-akun media sosial, pikirkan dulu apa dampak yang akan terjadi kemudian,
.
Apakah timbangan kebaikan (mizan hasanat)saya akan bertambah, ataukah timbangan keburukan (mizan sayyiat) saya yang menjadi berat? Jika timbangan buruk yang akan bertambah, maka tinggalkan!"
.
Makanya, apapun ekspresi kita di media sosial, pikirkan dulu matang-matang sebelum diterbitkan,
.

Apa kira-kira dampak yang akan 'postingan' ini berikan? Apa manfaat yang akan pembaca dapatkan? Apa pentingnya tulisan ini saya terbitkan? Mungkinkah nanti postingan ini berpotensi menimbulkan permasalahan?
.
Memang, adalah wajar saat kita merasa ada hal-hal yang ingin kita sampaikan, ungkapkan. Tetapi kita juga harus sadar, tidak semua yang kita tahu dan rasakan itu harus dikeluarkan. Ada banyak kebenaran di dunia ini yang lebih baik (untuk sementara) disimpan,
.
Guru saya di pesantren dulu, Ust. Drs. Zulfahmi juga pernah (sering) berkata, "Orang cerdas itu bukanlah orang yang mengatakan semua yang ia tahu. Orang cerdas itu adalah orang yang tahu semua yang ia katakan,"
.
Ketahui manfaat dan mudarat dari sebuah tindakan. Timbang apa pentingnya sesuatu itu dilakukan. Bijaklah, bahwa saat kita gegabah, nama besar di punggung kita -orang tua kita, guru, kampus, profesi, daerah asal- itu semua dipertaruhkan,
.
Katakanlah yang baik, atau diam. Ini yang pernah Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- sabdakan,
.
Ini tak lebih dari sekedar menulis kembali nasihat dari guru saya, untuk saya. Mungkin kawan-kawan merasa nasihat ini juga bermanfaat, ambillah jika berkenan,
.
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. (^_^)