Bacaan Terbaru Selamat Membaca (^_^)

5 Tuduhan Jahat Terhadap Adat Minangkabau Beserta Bantahannya


Pertentangan agama dan adat bukanlah hal baru dalam sejarah perkembangan Minangkabau. Pada masa Belanda, isu pertentangan ini juga pernah dijadikan Belanda sebagai cara untuk memecah-belah persatuan masyarakat Minangkabau, hingga meletuslah Perang Paderi.
Alhamdulillah, bukannya memecah dan merusak Ranah Minang, Perang Paderi malah membawa berkah. Berkat Perang Paderilah muncul Sumpah Sati Bukik Marapalam pada tahun 1837, yang berbunyi, Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Adat manurun, syarak mandaki. Adat nan kawi, syarak nan lazim. Syarak mangato, adat mamakai. Tuhan basifat qadim, manusia basifat khilaf.”.

Dengan adanya Perang Paderi, terciptalah keharmonisan antara adat dan Islam. Segala hal yang bertentangan dihapus, sedangkan hal yang sudah pas dipatenkan. (Terima kasih kepada Tuanku Imam Bonjol Malin Basa, Harimau nan Salapan, serta inyiak-inyiak kita yang telah berjasa)
Namun sayang, kini, pertentangan-pertentangan adat dan agama kembali mencuat. Dan lebih sayang lagi, pertentangan ini dibuat-buat oleh mereka yang tidak paham agama, tidak pula mengerti adat. Bahkan jangan-jangan, pertentangan ini juga dimunculkan untuk mengadu domba umat?

Nah, apa saja pertentangan agama dan adat yang dituduhkan?

Horizon




“Cuih!” dan lendir kental itu sudah cukup membunuh hormatku pada ayahmu.

Berulang-ulang, kejadian itu terus berputar di benakku bagai kaset rusak yang dipaksa terus bergerak.

Ayahmu menganggapku begitu hina. Di matanya aku tak akan pernah pantas bersanding denganmu. Kau bagai langit yang menjulang tinggi, sedangkan aku bagai bumi yang setiap hari diinjak dan diludahi.

Kau menunduk, kemudian menatapku lama. Hatiku terasa hancur saat ayahmu menolak lamaranku. Aku merasa seperti lelaki tak berguna.

“Kau tahu apa itu horison, Mal?” kau menatapku dengan sedikit senyum. Wajahmu menularkan hawa sejuk di hatiku yang kini kelabu.

“Horison?”

Sejenak heran menghinggapiku. Aku tahu horison, namun kenapa tiba-tiba kau menanyakan hal itu?

“Ya, horison. Kau lihat di ujung laut sana, tepat dimana matahari dua jam lagi akan tenggelam. Garis tempat awal matahari bersembunyi. Itulah horison,”

“Lalu?” aku merasa bingung. Kau seolah sedang menjelaskan makalah astronomi.

“Jika memang aku kau ibaratkan langit, dan kau buminya, maka horison adalah tempat dimana kita akan bersatu.”

Bulir bening menetes dari mata sayumu. Aku tahu kau pun merasa hal yang sama. Aku tahu kita sama-sama terluka.

***

 
Support : Facebook | Twitter | Google+
Copyright © 2013. Al-Fatih Revolution Brotherhood - Tolong sertakan sumber saat mengutip :)
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger