Home » , » Mengapa Obat Diabetes Tak Kunjung Ditemukan? Ini Jawabannya!

Mengapa Obat Diabetes Tak Kunjung Ditemukan? Ini Jawabannya!

Mengapa harus bergantung pada insulin?
Seorang kawan menyeletuk, "Tahu tidak, mengapa sampai saat ini banjir di Jakarta tidak juga teratasi dan obat penyakit gula tidak kunjung ditemukan?"
.
Semua diam, mencari-cari jawaban,
.
Karena terlalu lama, akhirnya ia jawab sendiri, "Obat sakit gula belum ditemukan karena dokter sekarang sibuk membahas hukum menerima hadis yang riwatnya hasan,"
.
Hahaha.. Kami tertawa. Masuk akal. Kenapa tadi tidak terpikirkan?
.
"Sedangkan banjir Jakarta tak kunjung teratasi karena pakar tata kota sibuk memperdebatkan perbedaan Imam Asy'ari dan Ibnu Taymiyah dalam berbagai permasalahan,"
.
Ia tertawa-tawa sendiri. Saya pun mengamini pendapat kawan gaib di pikiran saya ini,
.
Bahwa banyaknya permasalahan yang tak terselesaikan sekarang ternyata bukan terjadi karena kurangnya ahli,
.
Kita punya ahli kesehatan, ahli tata kota, ahli ekonomi,
.
Namun sayang, para ahli ini sibuk memikirkan bahkan meperdebatkan sesuatu yang bukan bidangnya, sehingga ia melalaikan bidangnya sendiri,
.
Mestinya saat kita mengambil suatu jurusan bidang, kita punya visi,
.
Yang mengambil jurusan kedokteran, bervisilah menjadi penemu obat penyakit diabetes dan obat kangker yang cepat, tidak menyiksa dan efektif tanpa kemoterapi,
.
Yang mengambil jurusan teknis PWK, bervisilah menjadi perancang struktur kota anti banjir, anti macet dan minim polusi,
.
Yang mengambil jurusan pertanian, bervisilah menciptakan bibit unggul ataupun pupuk yang bisa membuat negeri ini menjadi negeri swasembada pangan, menyejahterakan petani,
.
Sedangkan yang mengambil jurusan keagamaan, bervisilah untuk membuat majlis-majlis ilmu di tiap masjid, menyampaikan ilmu dengan metode yang benar, tentu juga dengan riwayat keilmuan yang sampai kepada Nabi, *shallallahu alaihi wasallam*
.
"Lho, kok tugas ulama hanya menyampaikan? Mestinya ulamalah yang bertanggung jawab terhadab banyaknya penyakit masyarakat serta maksiat yang kini menjadi-jadi!"
.
Nah, ini yang perlu diluruskan. Tugas ulama bukan memberantas maksiat serta mencegah kemungkaran. Ini adalah tugas UMAT Islam secara keSELURUHan (termasuk juga ulama). Tugas ulama itu -secara khusus- adalah menyampaikan mana perbuatan yang betul, dan mana yang salah. Mana yang halal, mana yang haram. Mana yang Allah suka, mana yang Allah benci,
.
Saat ulama sudah menyampaikan, selanjutnya ditindaklanjuti oleh orang-orang yang diamanahi memikul maslahat umat : pemimpin dan jajarannya, termasuk juga polisi,
.
Kalau ulama sudah menyampaikan, tetapi pemimpin tidak mengindahkan, ya sudah. Berarti jangan ulama yang disalahkan. Pemimpin yang harus dinasihati,
.
Masing-masing kita punya lahan yang wajib digarap. Jangan ikut 'membantu' lahan orang lain jika lahan kita saja belum terbenahi,
.
Kan enak, saat grup whatsapp kawan-kawan kedokteran membahas proyek pencegahan kelahiran bayi down syndrom, bukan malah membahas, membandingkan, bahkan membenturkan perkara menjamak salat dalam mazhab Syafii dan Hanafi,
.
Kan enak, saat grup facebook kawan-kawan peternakan membahas proyek Indonesia sebagai pengimpor sapi terbesar dunia, 5 tahun lagi,
.
Salah satu ciri baiknya agama seseorang adalah saat ia meninggalkan segala yang sia-sia. Dan adalah kesia-siaan saat seseorang berkoar-koar ini itu terhadap sesuatu yang tidak ia kuasai,
.
Semoga kita mampu menjadi insan bermanfaat bagi agama, bangsa dan negeri,
.
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. (^_^)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Facebook | Twitter | Google+
Copyright © 2013. Al-Fatih Revolution Brotherhood - Tolong sertakan sumber saat mengutip :)
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger