Bacaan Terbaru Selamat Membaca (^_^)

Bagaimana Ikhlas Itu Seharusnya


Oleh : Fakhry Emil Habib

Ikhlas,

Kadang kita terpeleset memahami ikhlas,


Contohnya seperti kisah ini,


Seorang kawan membantu nenek-nenek yang menyeberang jalan. Setelah sampai di seberang, nenek tersebut memberikan hadiah berupa uang Rp10.000,-. Sang kawan enggan menerima.

Antara Shalat dan Dekadensi Akhlak

Oleh : Fakhry Emil Habib

Kasus I 

Seorang bule asal Belanda diundang untuk menjadi tutor di sebuah tempat kursus. Salah satu yang menjadi topik yang ia bahas adalah keterkejutannya dengan kelas di Indonesia yang menampung lebih dari dua puluh murid.
"Di negara kami, satu kelas paling hanya berisi 12 murid, itupun masih susah untuk diatur. Jika anda menganjurkan murid untuk tidak merokok, mereka akan menjawab 'Urus saja anak Anda, Pak Guru!', dan saya pribadi salut dengan rasa hormat kalian -orang Indonesia- terhadap guru kalian,"ujarnya.

***

Kasus II

Seorang guru mengeluhkan dekadensi akhlak yang mulai

Budaya Bahasa Minangkabau


Oleh: Fakhry Emil Habib
Wikipedia menganggap bahasa Minang adalah bahasa yang tidak terancam oleh kepunahan. Namun melihat realita, bahasa Minang memang terancam kepunahan.

Penyebabnya antara lain:
-Gengsi,
-Anggapan bahwa bahasa Minang adalah bahasa terbelakang (tidak ilmiah
-Tuntutan pekerjaan
-Ingin dipandang sebagai "kaum berkelas"

Sudah sepantasnya kita sebagai orang Minang yang menjaga dan melestarikan bahasa kita, bahasa ibu kita,

Secuil Hikmah di Balik Sistem Cerna Manusia

Sebelum membaca catatan pendek ini, simak dulu statemen dari guruku yang mulia, ustad Drs. H. Zulfahmi, S.Ag. : "Orang sukses itu bukanlah mereka yang mengatakan semua yang mereka tahu. Tapi orang sukses adalah mereka yang tahu semua yang mereka katakan."

Kita lanjutkan.

Tadabbur pada diri sendiri? Kenapa tidak?

Karena, bahkan pada kotoran (fases) hasil sistem ekskresi manusia terdapat hikmah, 

Komparasi Islam dan ...

Oleh: Fakhry Emil Habib
 
Boleh saja Anda menganggap gerakan yoga bagus untuk kesehatan. Namun jika Anda anggap gerakan Yoga lebih dahsyat daripada gerakan shalat, maka saya termasuk orang yang menentang Anda! 

Boleh saja Anda menganggap musik klasik bagus untuk perkembangan otak janin. Namun jika Anda bilang musik klasik lebih baik diperdengarkan pada janin daripada bacaan Al-Quran, maka saya termasuk orang yang menyesalkan tindakan Anda!
 

Boleh saja Anda kagum pada tokoh,

Catatan Khusus Untukmu, Fans Nabi Muhammad SAW

Oleh: Fakhry Emil Habib
 
Khusus untuk fans berat Nabi Muhammad SAW dan para Sahabat beliau.
 
Khusus untuk mereka yang menjadikan Rasulullah SAW dan para Sahabat beliau sebagai acuan, contoh dalam berprilaku dan berpenampilan.

Jika ada kalangan yang risih denganmu, jenggotmu, jilbab lebarmu, bahkan risih dengan kejujuranmu, padahal kau melakukannya atas dasar kecintaan pada Nabi SAW, maka jawablah!

"Justin Bieber aja boleh punya fans fanatik, trus kamu mau larang kita buat ngefans sama Nabi SAW?!"

Hikmah Kecil di Balik Tragedi WTC

Oleh : Fakhry Emil Habib
Kau tahu kenapa setelah tragedi WTC 9/11 (yang notabenenya bertujuan sebagai genderang perang melawan Islam) malah membuat banyak rakyat Amerika dan Eropa berbondong-nbondong masuk Islam?

PENASARAN, dan TIDAK GAMPANG PERCAYA, 2 sifat yang dalam beberapa hal kita anggap sebagai hal buruk, ternyata memberi hidayah buat mereka.

Berawal dari pemberitaan media yang mulai mengaitkan terorisme dengan Islam, mereka yang diberi hidayah ini malah tidak mau langsung menggunakan kata "teroris" untuk

Indonesian-isasi yang Kebablasan


Oleh: Fakhry Emil Habib
 
Rumah Adaik Rang Minang
RANDANG jadi rendang,
GULAI CANCANG jadi gulai cincang,
GULAI KANCAH jadi apa? Gulai kuali besar? Atau?
PANGEK ikan jadi apa? Pengat ikan? atau??
LAPEK BUGIH jadi apa? Lepat bugis?? Haha.. (oops)

Lagi,
PAYAKUMBUAH jadi Payakumbuh,
CINGKARIANG jadi Cingkaring,
Sungai Pua jadi Sungai Puar,
INDURIANG jadi Induring,
Parabek jadi apa? Perabat??
Bukareh jadi apa? Bukeras??
Sungai Sariak jadi apa? Sungai Sarik??

Demokrasi, Favoritmu Kawan?

Demokrasi atau Democrazy?

Kau tahu kawan, ada dua hal yang tidak aku sukai dalam sistem voting.

Pertama, kekuatan suara guru sama dengan muridnya. Kekuatan suara politikus bersih sama dengan koruptor. Bahkan kekuatan suara antara ulama bertitel profesor lulusan Al-Azhar University, setara dengan suara orang gila (yang tidak masuk rumah sakit jiwa tentunya).

Kedua, dengan voting, pelacur bisa menjadi salah satu profesi yang halal. Homoseksual bisa menjadi kecendrungan seks yang dimuliakan.

Antara Kepuasan Selera dan Gengsi



Aku termasuk orang yang tidak suka makan di K*C, C*C, P*zza H*t, Ho*se of T*a, ataupun M*D (Semua disebut resto asing saja biar greget dan lebih simpel), dan lebih memilih untuk makan di Ampera, Nasi uduk, Martabak Mesir, Sate Inyiak dan restoran lokal lainnya. (Kita ambil Nasi ampera saja biar lebih merakyat)

Kenapa? Aku punya banyak alasan,

1. Nasi Ampera memberi kepuasan dengan cita rasa Nusantara yang menggoncang dunia, sedangkan resto asing hanya ayam berbalut tepung dengan sedikit merica. Dan untuk urusan masak, INDONESIA JUARANYA!!

Buat Kamu, Pencinta Bahasa Minang

Bule Pencinta Minang

Oleh: Fakhry Emil Habib

Bismillah,
Mungkin kau akan menganggap tulisanku ini tidak penting, Kawan,

Atau mungkin kau akan anggap aku menyinggungmu,

Tapi tidak, aku tulis ini, agar tidak terjadi kesalahpahaman bagi mereka yang ingin mempelajari bahasa Minang.

Sering ku dengar -akhir-akhir ini- dari rekan yang sama-sama orang Minang, seolah mereka me-Minang-kan istilah Indonesia.

Contoh kongkritnya:

1. Nyantai aja -> Nyantai ajo (ini contoh yang salah)

Trilogi Mahasiswa Kreatif

Pemikiran skeptis, tolak dengan yang logis
Kisah yang aku buat saat mengalami kebuntuan saat berdiskusi dengan seorang kawan liberal yang tidak menerima landasan Al-Quran dan hadits.

"Sama ya Pak?" (2 Maret 2012)

Suatu ketika, seorang dosen liberal memberi doktrin liberal pada mahasiswanya.

"Jadi kelamin itu gak ada bedanya sama kuping,

Alunan Indah Takdir di Balik Sebuah Kegagalan

Oleh: Fakhry Emil Habib

Membaca di Perpustakaan Alexandria
Bukan kisah cinta yang kusuguhkan, bukan pula kisah heroik yang mendebarkan, namun kawan,  aku makin merasakan skenario-Nya memang penuh dengan kesempurnaan.

Jam 11.30

Aku buru-buru mengambil tempat duduk di ruangan konsuler KBRI Kairo, mengikuti acara launching buku "Merah Putih di Negeri Kinanah" dan "Shocking Egypt", serta pelatihan kepenulisan yang diadakan oleh KBRI. Telat memang, namun kau tahu kawan, tak ada yang protes dengan keterlambatanku. Malah panitia bidang registrasi bertanya, “Sendirian aja, Bib?” Aku tersenyum. “Ya iyalah, aku kan belum berdua,” ujarku dalam hati.

Kenapa Harus Berkorban?

Oleh: Fakhry Emil Habib

"Jika anda berada di sebuah desa yang akan hancur, dan Anda memiliki sebuah sepeda motor untuk menyelamatkan diri. Kemudian dalam perjalanan, Anda menemukan guru Anda yang berjasa serta dokter yang telah menyelamatkan nyawa Anda. Siapakah yang akan Anda selamatkan?"

Sebuah pertanyaan yang sangat menjebak dan membingungkan terlontar dari pembawa acara debat calon ketua IPST (OSIS di sekolahku).

Dua kandidat lain menyatakan bahwa yang akan mereka selamatkan adalah guru.

Tiba giliranku untuk menjawab dalam durasi 60 detik yang disediakan,

"Saya pikir ketika saya memiliki sebuah sepeda motor, maka

Untuk Mereka yang Tak Suka Rambutku

Ku pejamkan mata sejenak, membangkitkan memori, merangkai tiap kalimat yang ku dengar dua bulan terakhir, sejak aku memutuskan untuk "memanjakan" rambutku, memberikan mereka kesempatan untuk tumbuh lebih panjang.

Panjang na rambuik goh, ndak shaliah bantuak do!” (“Rambutnya udah panjang banget, gak kayak anak sholeh!”)
 
Support : Facebook | Twitter | Google+
Copyright © 2013. Al-Fatih Revolution Brotherhood - Tolong sertakan sumber saat mengutip :)
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger