Bacaan Terbaru Selamat Membaca (^_^)
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 12.55
with No comments
|
Ibu Kera terpaksa jadi janda |
Ah, ya,
Ada satu lagi serial kancil yang belum kukisahkan,
Ini cerita tentang kancil dan seekor kera besar, bisa jadi siamang atau urangutan,
Kera bertanya, "Kancil, kau lihat benda besar yang bergantung di pohon
itu? Benda coklat aneh yang bentuknya sedikit merusak pemandangan?"
Kancil tahu bahwa benda yang ditunjuk si kera adalah sarang lebah, yang di dalamnya terdapat manisan,
Kancil tak ingin si kera mendekat, apalagi mengganggu, karena lebah bisa membunuh hanya dengan sengatan,
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 12.52
with No comments
Wabah sebelum pemilu itu biasanya adalah munculnya jagoan-jagoan dadakan,
Entah dari mana datangnya, tiba-tiba banyak diliput media, seolah pahlawan,
Gelar haji, datuak, bangsawan, semuanya dipamerkan,
Seolah ia sosok yang dicintai rakyat, ya, dibuat-buat melalui pencitraan,
Jika ingin kritis, tentu akan muncul pertanyaan,
Sebelum pemilu, kemana saja Anda? Kenapa baru sekarang batang hidung Anda tampakkan?
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 12.48
with No comments
Ada lagi kisah lain, saat kancil mendapati seekor kerbau dililit oleh ular yang berdiameter kurang lebih 30 senti,
Kerbau minta bantuan kancil, karena ia merasa telah dizalimi,
Karena sebelumnya, ia menolong ular tersebut dari himpitan batang kayu.
Namun saat ular bebas, malah ia berusaha menjadikan kerbau sebagai
santapan bergizi,
Begitulah, air susu dibalas dengan air tuba, umpama orang yang tak tahu balas budi,
Kancil menggunakan kelihaian berkomunikasi,
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 12.45
with No comments
Lain dengan buaya, lain pula kisah kancil dengan macan belang,
Saat dijepit macan, kancil berusaha mencari peluang,
Ia katakan pada macan, bahwa ada mahkota raja hutan yang harusnya
dipakai macan, sehingga penampilannya sebagai raja hutan tidak kurang,
Kancil menawarkan jasanya untuk mengantarkan macan menuju tempat dimana terdapat mahkotanya yang hilang,
Setelah jauh berjalan, mereka melihat sesuatu yang berwarna indah, berkilau terrgantung di sebuah batang,
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 12.42
with No comments
Ijinkan aku berbagi tentang kisah kancil dan buaya,
Kisah saat di pinggir sungai, kancil digigit kakinya oleh buaya,
Kancil takut? Pasti! Namun menariknya ia masih bisa mencari solusi lolos dari bahaya,
Ia tanyakan pada buaya, "jumlah buaya di sungai ada berapa?"
Buaya tentu tidak bisa menjawab, dan dengan lihai kancil pun menawarkan bantuannya,
Ia bersedia membantu menghitung jumlah buaya, asal dilepaskan terkaman kakinya,
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 12.40
with 1 comment
Kadang saya pun
bingung bagaimana untuk membahasakan, karena nyatanya, empat nama di
atas berbeda, meski sedikit orang yang menyadari,
Baiknya kita mulai dari Agam, sebuah Kabupaten Madani,
Ia kokoh mengelilingi sebuah kota kecil di bagian timurnya, yang bernama Bukittinggi,
Tapi jangan salah, Bukittinggi sekarang berbeda dengan Bukittinggi yang dulu pernah menjadi ibukota PDRI,
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 12.34
with No comments
Perbedaan yang merupakan rahmat bukanlah perbedaan yang menimbulkan permusuhan,
Perbedaan yang merupakan rahmat, adalah perbedaan cara dalam mencapai satu tujuan,
Tujuan kita -sebagai muslim khususnya- adalah menebar kebaikan,
Maka cara seseorang bisa saja berbeda dengan yang orang lain lakukan,
Ada yang melakukannya dengan membuat tulisan,
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 12.31
with No comments
Seorang
wanita muda naik ke sebuah bus kota. Penuh sesak, tak ada satu pun
tempat duduk tersisa. Namun ia tak kehabisan akal, ia mendekat pada
bangku seorang pemuda, berharap sang pemuda bermurah hati memberinya
tempat duduk.
Sepuluh detik, dua puluh detik, lima menit, bahkan hingga akhir tujuan, sang pemuda masih asyik dengan buku yang ia baca.
Si wanita kesal, kesal karena merasa seorang wanita seperti dirinya haruslah dimuliakan. Dalam hal ini, seorang pemuda haruslah rela memberinya tempat duduk.
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 12.27
with No comments
Ada perbedaan pemahaman antara ulama dan masyarakat awam mengenai tasawuf dan para sufi,
Saat ulama memahami tasawuf sebagai ilmu untuk menyucikan hati,
Masyarakat awam masih banyak yang menganggap tasawuf sebagai ilmu agar kebal api,
Dengan meminta bantuan pada roh-roh orang yang sudah mati,
Melalui banyak ritual, sesajen, semedi,
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 12.23
with No comments
Jika kesuksesan dan kegagalan itu dilihat dari tercapainya tujuan,
Maka beberapa Nabi akan dicap gagal, karena tidak bisa membuat umatnya beriman,
Namun ternyata tidak! Ternyata kesuksesan diukur dari besarnya usaha yang telah dilakukan,
Karen hidayah sejatinya adalah dari Allah, bahkan seorang Nabi pun hanya bisa mengusahakan, tidak bisa memberikan,
Lalu kenapa kebanyakan manusia memandang hina mereka yang mengalami kegagalan?
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 12.11
with No comments
Aku sempat terkejut saat tahu bahwa ayah melakukan
studi banding ke Bali. Bagaimana bisa? Kenapa harus Pulau Dewata? Kenapa bukan
Aceh yang jelas dengan kanun agamanya? Masih banyak kenapa-kenapa lain yang
menggelayut di benak, membuat sesak otak.
Bagaimana tidak? Ayah adalah pegawai negeri
Kementrian Agama Kabupaten Agam, sebuah kabupaten dengan mayoritas penduduk
muslim. Malah aku berani mengatakan bahwa 100% penduduk di kabupatenku adalah
muslim. Lalu ilmu macam apa yang akan dibawa dari sebuah provinsi dengan
mayoritas penduduknya beragama Hindu?
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 07.22
with 2 comments
Dua bulan lagi UN akan ku jalani. Walaupun belajar di pesantren, yang
notabenenya adalah institusi pendidikan agama yang harusnya independen,
ternyata peraturan mentri pendidikan tetap saja menghantui kami. Rasa ngeri
mulai terasa, entah kenapa, mungkin karena banyaknya try out, dan juga
pelajaran sore yang tak kenal istirahat.
Bukan UN yang kutakutkan. Tentu saja jika hanya mengejar “lulus”, nilai
rata-rata 5,1 bisa kuraih. Namun aku lebih mencemaskan siapa aku, akan jadi apa
aku. Aku bersekolah di pesantren dengan kurikulum belum matang. Aku mulai
bingung, apakah aku akan menjadi da’i berjubah, atau seorang bisnismen berjas.
Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 03.22
with No comments
Suatu waktu, Gari mendengar kabar bahwa "Fulan" melakukan kesalahan,
Namun Gari tidak bisa memastikan dengat teliti, apakah aib tadi benar-benar ada pada diri "Fulan",
Tapi dia sudah terlanjur membenci "Fulan", hingga aib-aib tak pasti yang dimiliki si "Fulan" ia sebarkan,
Karenanya, jutaan orang pun ikut membenci "Fulan", bahkan beberapa sampai memberikan ancaman,