
Selain sunnah agama Islam, menikah juga merupakan
fitrah manusia yang akan menimbulkan banyak kerusakan jika ditinggalkan.
Aborsi menjadi fenomena rutin, membengkaknya populasi anak buangan, tatanan hidup bermasyarakat yang mulai menyerupai hewan. Intinya menolak fitrah akan menimbulkan kerusakan.
Aborsi menjadi fenomena rutin, membengkaknya populasi anak buangan, tatanan hidup bermasyarakat yang mulai menyerupai hewan. Intinya menolak fitrah akan menimbulkan kerusakan.
Karena hal fitrah, tak heran jika menikah di
masing-masing suku dan kebudayaan memiliki aturan-aturan tersendiri. Di Ranah
Minang, menikah biasanya didahului dengan acara adat seperti batimbang tando
dan lainnya. Menikah dalam adat Minang pun memiliki aturan-aturan yang harus
dipatuhi. Untuk saat ini, permasalahan larangan manikah sasuku paling
banyak diserang oleh orang-orang yang tak paham. Makanya, saya ingin
menyampaikan mengapa Adat Minang melarang pernikahan sasuku, ditinjau
dari logika dan manfaat sosial.
Tinjauan Logika
Sebelum menyelam ke dalam kajian adat yang pasti
masih banyak yang tidak paham, ada baiknya penulis memberi analogi yang mudah
dicerna dan memang terjadi di sekitar kita.
Tentu Anda pernah menikmati masa-masa indah di
sekolah bukan? Ah, tak usahlah jauh mengenang adik kelas yang dulu menawan atau
PR menumpuk yang sering membuat kewalahan. Saya hanya ingin Anda mengingat
tentang aturan berseragam dan berpenampilan.
Baiklah, umumnya sekolah-sekolah melarang para
murid laki-lakinya untuk memiliki rambut panjang. Nah, lho! Bukannya
rambut panjang sah-sah saja karena tidak ada larangannya dalam agama? Betul sekali!
Tetapi bukankah sekolah juga berhak melarang para murid laki-lakinya berrambut
panjang karena melihat aspek manfaat keseragaman dan kerapian bukan? Makanya
larangan berambut panjang boleh-boleh saja diberlakukan.
Ada lagi, tentu Anda pernah pergi ke pasar, boleh
pasar swalayan, boleh juga pasar ikan. Saya juga tak ingin pikiran Anda
melayang pada becek pasar ikan ataupun kasir swalayan yang rupawan, namun coba
pikirkan, adakah aturan membuka toko dan lapak?
Tentu saja ada! Negara melarang pembukaan toko
liar yang tak punya izin dan belum punya nomor pajak. Padahal agama menganggap
dagang itu sah-sah saja tanpa membayar pajak bukan? Namun bukankah negara juga
punya hak untuk melarang karena mempertimbangkan maslahat kerapian tata kota
serta keteraturan lokasi perdagangan?
Poin penting yang dapat kita tarik di sini adalah
bahwa sebuah institusi, perkumpulan ataupun lembaga boleh saja melarang sesuatu
yang dibolehkan agama karena mempertimbangkan maslahat yang ada di dalamnya. Yang
tidak boleh itu adalah melarang sesuatu yang diwajibkan agama. Saat lembaga
melarang pelaksanaan salat, jilbab, khitan dan kewajiban-kewajiban lainnya, maka angkat
suara adalah tindakan yang harus dilakukan.
Ini pulalah salah satu bentuk komprehensifnya ajaran Islam. Ada taat kepada Allah, taat kepada Rasul Saw, ada pula taat kepada ulil amri. Sekolah, negara, dan adat adalah di antara bentuk ulil amri yang wajib ditaati selama bukan dalam maksiat.
Ini pulalah salah satu bentuk komprehensifnya ajaran Islam. Ada taat kepada Allah, taat kepada Rasul Saw, ada pula taat kepada ulil amri. Sekolah, negara, dan adat adalah di antara bentuk ulil amri yang wajib ditaati selama bukan dalam maksiat.
Tentu semua orang di negara ini sepakat dengan dua
analogi yang tadi saya paparkan. Sekarang mari kita kaitkan dengan fenomena
larangan nikah sasuku.
Manikah dalam agama Islam boleh dengan siapa saja,
selama bukan dengan anggota keluarga yang terikat hubungan mahram. Ingat,
sepupu itu bukan mahram, sehingga bersentuhan dengan sepupu lawan jenis dapat
membatalkan wuduk. :D
Namun kenyataan yang kita hadapi kini adalah bahwa
adat melarang pernikahan yang terjadi antara dua insan yang memiliki suku yang
sama, berada dalam satu nagari (kelurahan) yang sama, dan memiliki datuak
yang sama. Wow! Berani sekali adat melarang sesuatu yang dibolehkan agama?
Pikirkan kembali! Dalam hal ini adat tidak
melarang sesuatu yang diwajibkan agama, namun adat melarang sesuatu yang
didiamkan agama. Tidak diperintahkan, tidak pula dilarang. Masih banyak pasangan yang bisa didapat dari luar suku si
calon pengantin. Jikapun hati telah terpaut hingga mencapai taraf hubban
jamma, hidup bersama tidak di atas tanah pusako bukan masalah besar bukan? :)
Berbeda halnya, jika ada perintah agama yang memerintahkan kita untuk menikahi kerabat satu suku, dan adat melarangnya. Ini baru patut digugat. Tapi ternyata tidak ada perintah demikian bukan?
Berbeda halnya, jika ada perintah agama yang memerintahkan kita untuk menikahi kerabat satu suku, dan adat melarangnya. Ini baru patut digugat. Tapi ternyata tidak ada perintah demikian bukan?
Tinjauan Manfaat-Mudarat
Seperti yang saya paparkan tadi, sebuah lembaga
tak mungkin melarang sesuatu tanpa melihat manfaat serta mudarat yang bisa saja
dimunculkan. Apalagi adat Minang yang sedari dulu terkenal dengan cadiak-pandainya. Dalam hal larangan manikah sasuku, saya bisa menjabarkan
beberapa manfaat serta mudarat yang memang dapat terjadi jika larangan ini tak
diindahkan.
Semua orang Islam tahu bahwa agama Islam adalah
agama rahmat bagi sekalian alam, sehingga seluruh muslim dianjurkan untuk
menjalin silaturrahmi serta pandai-pandai mencari kawan. Leluhur Minangkabau
dahulu pastinya juga sudah meraba hal ini, sehingga mereka membuat aturan
larangan manikah sasuku, karena menikah dengan kerabat satu suku hanya
akan mempersempit pergaulan. Saat pernikahan terjadi antara dua suku yang
berbeda, maka tak diragukan lagi dua suku tersebut akan memiliki ikatan,
sehingga tercipta keharmonisan.
Lagi pula, bukankah menikah dengan orang yang satu suku, satu ormas, satu partai, adalah bentuk fanatisme buta? Lain cerita kalau menikah dengan yang lain agama. Ini baru kita gugat.
Lagi pula, bukankah menikah dengan orang yang satu suku, satu ormas, satu partai, adalah bentuk fanatisme buta? Lain cerita kalau menikah dengan yang lain agama. Ini baru kita gugat.
Ah, iya, saya juga teringat kepercayaan yang
banyak tersebar, entah salah atau benar, namun tak ada salahnya menjadi bahan
pertimbangan karena kepercayaan ini bagi sebagian orang sudah mengakar. Kepercayaan
itu adalah, semakin jauh hubungan darah antara suami dan istri, maka semakin
berkualitas keturunan yang akan dianugerahkan. Umar bin Khatthab pun pernah berkata, "Kalian sudah mulai melemah. Nikahilah wanita-wanita asing (yang jauh kekerabatannya, agar didapatkan keturunan yang kuat)."
Tentang mudarat, tentu Anda tahu bahwa pernikahan
tak selalu berjalan mulus. Terkadang pernikahan berakhir di tengah jalan,
bahkan tak jarang cinta yang melandasi pernikahan dulu kini berubah menjadi
kebencian. Dahulu loyang sekarang besi, dahulu sayang sekarang benci, ungkap
sebuah pantun lama.
Pasangan satu suku yang menikah, kemudian
pernikahan tersebut berakhir kebencian dapat memberi dampak buruk pada
eksistensi suku tempat keduanya bernaung. Perpecahan tak dapat dihindarkan. Tentu
saja nanti akan ada pihak yang membela istri, ada pula yang akan membela suami.
Perpecahan di dalam satu suku adalah sebuah aib besar, karena pasti akan susah
untuk didamaikan.
Berbeda dengan pertengkaran suami-istri yang
berbeda suku. Saat pertengkaran mencapai titik puncak, masing-masing pihak
bisa mengirim utusan untuk melakukan perundingan. Kapan perlu, datuak dari
masing-masing suku bisa turun tangan. Makanya tak heran jika menikah dengan
pasangan berbeda suku lebih diutamakan.
Mari sama-sama kita ubah mindset, karena tak dapat
dipungkiri, beberapa orang yang baru belajar Islam menggeneralisir seolah semua
adat itu bertentangan dengan agama. Pikirkan lagi! Dua abad lalu perpecahan
antara kaum adat dan kaum agama seperti yang terjadi sekarang pernah terjadi,
namun dengan bijak perpecahan tersebut dapat terselesaikan. Apa penyelesaiannya?
Itulah asas “Adaik basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah, Adaik manurun,
Syarak mandaki, Adaik nan kawi, Syarak nan lazim, Syarak mangato Adaik mamakai,
Tuhan basifat Qadim, manusia basifat khilaf” yang dikenal dengan Sumpah
Sati Bukik Marapalam tahun 1837.
Pahamilah Islam, dalami pula adat, maka Anda akan
temukan bahwa Tuanku Imam Bonjol serta pendahulu Minang lainnya adalah
orang-orang cerdas yang dapat menegakkan Islam di Ranah Minang, menghapus segala bentuk maksiat dari adat, membalutnya dengan ajaran taat.
Pasti ada di antara pembaca yang akan
bertanya-tanya, jika memang tulisan ini saya dedikasikan untuk kawan-kawan
Minang, dan memang membahas persoalan adat Minang, kenapa saya tidak tulis
langsung berbahasa Minang saja? Ah, tentu Anda tahu bahwa kebanyakan orang yang
memprotes permasalahan larangan manikah sasuku ini kebanyakan adalah
orang yang tak paham adat. Bahkan dalam kasus yang lebih ekstrim, mereka tidak
bisa berbahasa Minang yang baik dan benar. Maka saya pun mengajak saudara untuk menjaga bahasa ibu kita ini. Lihat di sini : Punahnya Bahasa Minang.
Saya pun tidak menulis ini dengan bahasa berat
seperti bahasa skripsi dan disertasi. Saya tulis dengan bahasa ringkas, mudah
dipahami dan dengan sedikit humor saya bumbui. Semuanya agar Anda tidak pusing
saat membaca, tidak pula merasa digurui.
Jika terdapat kesalahan, saya mohon maaf. Terakhir
saya juga minta Saudara pembaca untuk mendoakan saudara-saudara kita sesama
muslim di seluruh dunia agar dikuatkan akidah, diistiqamahkan amal, serta
dimudahkan dalam segala urusan. Doakan pula saya agar dapat menyelesaikan
pendidikan di sini dengan hasil memuaskan seperti yang diharapkan.
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih
baik.. ^_^
mantap sanak...penjelasan lumayan gamblang...
BalasHapuskok ado nan paralu ditambah insyaAllah ambo siap manarimo masukan.. :)
HapusTanyo cuek gan, panyalaian kan turunan dari caniago tu, aaaa baa kiro2 kalau urang caniago jo panyalaian nikah?
HapusMakin mantap tulisan abang nii...
BalasHapussyukran.. :)
HapusMakin mantap tulisan abang nii...
BalasHapusMantap,,, ,,,
BalasHapusSyukran.. :)
Hapusancak tulisannyo da
BalasHapustarimo kasih banyak :)
Hapussasuai ambo jo penjelasannyo, ringan dan mudah dipahami ...:)
BalasHapus@CandraDenni ~ www.dennicandra.com
terima kasih. mudah-mudahan bermanfaat.. :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusBagaimana kalau antara satu rumpun suku contoh: simabua & tanjuang, namun beda kelurahan, beda datuak, bahkan beda kecamatan? Karena simabua & tanjuang masih 1 rumpun suku. Mohon pencerahannya..
Hapusdalam adat tidak masalah, karena datuaknya sudah berbeda. yang tidak boleh dalam adat adalah yang datuaknya sama dan jika datuaknya sama, pasti mereka satu suku dalam satu kanagarian. :)
HapusBagaimana kalau beda daerah..misal bukittinggi dgn pariaman..suku sama..bgaimana ?
HapusMaaf bg..tapi betul juga bg..
HapusSeandai nya dia orang padang pariaman dan satunya lagi orang padang lubuk minturun bagaimana bg..?
kalau nikah sasuku indak buliah, harusnya nikah pulang ka bako indak buliah pulo. hubungan darahnyo malah labiah dakek daripado nikah sasuku. tolong jalehan yo bang.
Hapusmohon maaf sebelumnya bang, saya mau tanya tentang adat balimau dan mando'a memakai kumayan?apakah bertentangan dengan syara?
BalasHapuspertama, mari kita bersifat netral dulu untuk menilai balimau dan kumayan.
HapusBalimau pada dasarnya merupakan mandi, membersihkan diri demi menyambut bulan yang suci. kita bersihkan diri karena bulan yang suci datang. ini adalah perbuatan yang sangat terpuji.
namun pada prakteknya, orang-orang malah balimau di tempat pemandian umum, batang aia, kolam renang. bukannya menyucikan diri dengan hadirnya ramadan, malah menambah dosa. ini yang diwanti-wanti agama.
pertanyaannya, apakah balimau itu adat Minang? tidak. itu hanyalah ajaran dari orang-orang tua, sebagai praktek menghormati ramadan. orang-orang tua pun balimau tidak di tempat umum, namun di rumah masing-masing. ini yang dinamakan balimau sebenar balimau.
balimau di tempat umum itu bukan balimau. itu hanya perbuatan semi-cabul yang dibungkus label 'balimau'. jika saudara ingin balimau,lakukan di rumah sendiri. :)
Sekarang untuk kemenyan. pada dasarnya, kemenyan digunakan untuk harum-haruman. namun karena banyak dukun yang menggunakan kemenyan, orang-orang jadi ikut mengharammkan kemenyan, padahal yang haram adalah perdukunannya.
jadi, jika kemenyan digunakan untuk harum-haruman sambil salat, mengaji, tiddur,tidak masalah.
jika kemenyan digunakan sebagai harum-haruman saat menyantet ( :v ), yang haram bukan kemenyannya, namun santetnya.
perlu pula diketahui, bahwa Rasulullah sangat menyukai harum-haruman, baik parfum, maupun pengharum ruangan. dan kemenyan termasuk pengharum ruangan.
mudah-mudahan bermanfaat. :)
terima kasih atas jawabannya bang..
Hapussama-sama. tolong sampaikan juga kepada kerabat dan kawan-kawan, terutama yang perempuan, menyambut bulan ramadan nanti, jangan dibuka dengan balimau yang menambah dosa. balimaulah di rumah, lebih selamat, lebih berkah. :)
Hapusassalamu'alaikum pak ko ambo nak batanyo manga kawin sasuku dilarang adat tp klu di agama badoso ndak pak.
HapusPenjelasan analogi nyo mantap bana da...
BalasHapusterima kasih, mudah-mudahan bermanfaat :)
Hapustaraso manfaaik nyo katarangan uda nan tun..
BalasHapusnan kalam lah tarang, nan samak lah jilah
mokasih da, semoga berkah dan lestari adaik wak..
samo2 da. barakallahu fiik
HapusBAGUS, Smoga bertambah mendalam. Kalau boleh mempertegas mengenai larangan kawin sasuku, (dalam kutipan : Umar bin Khatthab pun pernah berkata, "Kalian sudah mulai melemah. Nikahilah wanita-wanita asing (yang jauh kekerabatannya, agar didapatkan keturunan yang kuat)." Pesan yg kuat di sini adalah MENGHINDARI lahirnya bayi cacad, baik cacad lahir, maupun cacad mental. Terima Kasih.
BalasHapusiya da. memang begitulah efek dari segi genetik, belum lagi efek sosial dan lainnya.. sama2 da..
HapusMaaf sebelum nya bg,,
HapusJika sesama suku beda kecamatan apa boleh bg?
Contoh:sama sama suku koto tapi saya begitu belum tau kalau sama datuk apa nggak nya bg yg jelas nya kami beda kecamatan bg
Mohon nasehat nya bg, saya sekarang mengalami ini, rencana mau membawa hub. Ke yg lebih serius ternyata kami sesuku, katanyaa, dan setelah saya usut2 ternyata dahulu nenek moyang saya menompang tinggal d daerah keluarga si perempuan, jadi keluarga saya menompang ke suku mereka, nah sekarang kami d larang utk lanjut, yg saya tanyakan, apakah memng benar kalau menompang suku ke suku lain kita yg menompang tidak bisa menikah dengan keluarga asli suku tsb? .dan adakah solusi utk maslah ini, karna kami sudah saling yakin utk lanjut je tahap lebih serius. Terimakasih
BalasHapusmungkin langsung kepada solusi, karena memang itu sudah terhitng satu suku. adat melarang bukan mengharamkan, sehingga solusinya, menikahlah, dan tinggal di kanagarian (kampung) lain, jauh dari bibir sumbang dan gunjing berketerusan. wallahu a'lam
HapusSolusi yg bagus..
Hapusmohon solusi nya pak,
Hapussaya kan sudah kenal 3 tahun dengan pasangan saya,tetapi kami baru tagu di tahun kedua kalau kami satu suku,tetapi nagari dan kslurahan kami berbeda, dan kami tetap masih melanjutkan hbgn kami hingga sekarang,kami pun sudah berencana ingin menikah nanti,tetapi dari keluarga tidak menyetujui hubungan kami karna sesuku itu.
bukankan di adat di perbolehkan bisa saja menikah dengan orang satu suku kalau nagari nya berbeda.,
jadi bagaimana kalau menurut bapak.
terimakasih pak.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushd klo nikah sesuku beda datuak tp dlm nagari yg sama bleh nggk min???
BalasHapusinsyaAllah boleh, karena yang dilihat adalah datuak dan rumah gadangnya
HapusAssalamualaikum, kmnya jd menikah sm yang sesuku?
HapusMakasih Da atas penjelasan nya,...kalo sasuku beda nagari diperbolehkan ndak dlm adat Da.
BalasHapusOhya Da byk kwn2 wak nan batanyo klo adat maminang itu merendahkan kaum perempuan.katanya malu2in, knp harus wanita yg meminang bkn yg laki2nya.
bukan perempuan yang maminang, tetapi keluarga perempuan. tidak ada istilah malu-maluin bagi orang yang ingin beribadah. bukankah hafsah dan khadijah yang melamar rasulullah Saw?
HapusAssalamualaikum wr wb...
BalasHapusTerimakasih atas penjelasan nya ..
Tolong beri penjelasan tentang menikah sesuku tapi berbeda datuak..
Kami sama sama bersuku pilliang..
Tetapi kami berbeda datuak karena kami berbeda daerah..
Mohon jaeaban nyaa..
ada di tulisan di atas
Hapus"Namun kenyataan yang kita hadapi kini adalah bahwa adat melarang pernikahan yang terjadi antara dua insan yang memiliki suku yang sama, berada dalam satu nagari (kelurahan) yang sama, dan memiliki datuak yang sama. Wow! Berani sekali adat melarang sesuatu yang dibolehkan agama?"
Assalamualaikum kak,boleh nanya kalo sesuku tapi kota beda datuk beda daerah pun beda,contohnya dia dia di perbatasan payakumbuh dg riau sedangkan saya kota solok. Gimana kak?? Mohon penjelasannya ya kak..
HapusAssalamualaikum kak,boleh nanya kalo sesuku tapi kota beda datuk beda daerah pun beda,contohnya dia dia di perbatasan payakumbuh dg riau sedangkan saya kota solok. Gimana kak?? Mohon penjelasannya ya kak..
HapusAssalamualaikum kak,boleh nanya kalo sesuku tapi kota beda datuk beda daerah pun beda,contohnya dia dia di perbatasan payakumbuh dg riau sedangkan saya kota solok. Gimana kak?? Mohon penjelasannya ya kak..
HapusAssalamualaikum kak,boleh nanya kalo sesuku tapi kota beda datuk beda daerah pun beda,contohnya dia dia di perbatasan payakumbuh dg riau sedangkan saya kota solok. Gimana kak?? Mohon penjelasannya ya kak..
HapusKalo boleh nanya, km jd nikah sama yang sesuku itu?
Hapusndeeh ba a ko lai.. :(
BalasHapusAssamu'alaikum da, , awak pcaran sasuku da, ,tapi insya allah ka lanjuik ka pernikahan da
BalasHapusTapi nagari nyo beda samo awak da
Apo buliah nikah sasuku tapi beda nagari da
Maaf bng apa saya boleh bertanya,
BalasHapusOrang tua kami sama2 suku chaniago, tetapi beda daerah, orang tua saya lintau, orang tua calon saya orang batu sangkar,
Apa itu boleh nikah?
Apa itu beda nagari?
Dan jelaskan apa yg dmaksud beda nagari da?
boleh menikah, dan itu beda nagari.
Hapusyang dimaksud nagari adalah daerah di bawah kecamatan. misalnya kecamatan saya, tilatang kamang, kanagariannya ada 3 : Kapau, koto tangah, gaduik. biasanya satu kanagarian ada 4 suku minimal. kalau yang satu pisang koto tangah, satu lagi pisang kapau, boleh.
bahkan, walaupun sama2 pisang koto tangah, tapi kalau datuaknya sudah beda, boleh.
wallahu a'lam.
alhmdulillah,,makasi infonya uda
HapusAssalamualaikum Da,
BalasHapusBoleh mnt sharingny, sy sdg brhbngan dgn ikhwan yg trnyata sesuku dgn sy, yg sama2 jambak. Namun berbeda kota. Sy mngatakan kpd kluarga bhwa hati sy memilihny. Mamak dan ayah sy melarang keras sebab,mmng mereka keras dlm adat namun amat kurang pemhaman dgn agama. Sy jabarkan apa yg trcantum dr qur'an,tetapi berhari2 sy diserang keluarga.dgn alasan anak2 kami kelak akan cacat fisik. Sesuatu yg menurut sy mndahului ketentuan Allah,
Hingga, ibu sy mmberikan solusi "kalau calon saya it,mengambil kluarga ( suku ) lain untuk jd keluarga angkat. Contohny, mengambil suku melayu / lainnya untuk jd kluarga angkatny.
Kira2, bisakah kami melakukanny?
Dan, baiknya kami lanjut atau menikah sj?
alaikumsalam warahmatullah. setahu saya ya, asal sudah beda datuak, walaupun sukunya sama, boleh2 saja menikah. contoh, pimpinan pesantren diniyah 5 jurai, ustaz masykur, suku beliau pisang sungai pua, istri beliau juga pisang, tapi dari baso. beliau tetap menikah.
Hapusyang terjadi di saudari bisa jadi disebabkan karena keluarga sudah tidak paham lagi dengan istilah "adat salingka nagari". ini efeknya saat datuak yang diangkat tidak berkompeten, dan pendidikan adat di sekolah tidak menyeluruh. perlu diperbaiki lagi pemahaman kita thd adat.
solusi dari ibu saudari mungkin juga bisa dipertimbangkan. keluarga ayah saya dulu juga pindah payuang datuak, tapi tetap suku yang sama. dari simabua tanah bato ke simabua bukik gadang. begini adat di luhak nan asal (tanah datar, agam, 50 koto). kalau di daerah rantau, mestinya merujuk ke asal adat.
wallahu a'lam
Assalamualaikum wr.wb.
BalasHapusSemoga uda fakhry sehat selalu, dlm mnjalani hari, melihat seluruh posting n komentar diatas, sya sngat trbantu, terharu, dan terbuka kembali pkiran. Trimo kasih bnyak uda.
Klau uda ndk kbratan,sya mau brtanya da.
Saya menjalani suatu taaruf, prtemanan yg sngat dekat, kami merasa sngat cocok, kami saling mmbantu, sling memotivasi, dan kami tak merusak satu sm lain, atau pun mnyakiti. Namun kami sesuku, saya koto kaciak, dia melayu, tapi nagari kami berbeda.
Selama ini kmi selalu berjuang berdua, kami sejak prtma brtmu merasa cocok dan kdekatan yg dijalankan dgn niat baik kami ini, kami jalani tnpa sepengetahuan org tua dia, sbgai mna ortu nya bersikeras utk melarang kdekatan kami lantas kami sesuku.
Perasaan kami semakin mndalam, smakin dekat, dan tak sanggup utk berpisah.
Suatu hri ibunya mngetahui hbungan ini, dan kcewa pda anaknya tsb, dan ibunya ingin bicara langsung dgn sya, bicara dn mnjelaskannya.
Apa yg hrus sya jwab uda, sya ingin ibu nya mngrti dan bgaimana ibunya jika diposisi kami
Trimo kasih uda, smoga uda bisa mmbantu ambo yg dlm ujian iko
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalam mualaikum wr wb
BalasHapusUda, mau tanya kami sedang menjalankan suatu ta'aruf kami sama terlahir di jakarta tapi org tua kami sama2 satu suku tanjung tapi berbda negari..org tua kami melarang menikah dengan satu suku sebab nanti pernikahan kami ga akan samawa,dan mempunyai keturunan cacat fisik,
dalam agam sebenernya di larang tidak ?
Dgn satu suku berbeda nagari
Dan,sebaikny kami tidak menikah atau menikah ?
Tolong jawab ya uda fakhry dan saranya ??
Assalamualaikum da.. saya mau tanya.. klu suku jambak sama suku pitopang bisa nikah ngak..klu di tanya sama orang tua katanya 1 suku.. tpi daerah nya dah beda yang laki2 di payakumbuh.yang cwek di pasaman.makasih da..
BalasHapusAssalamualaikum da.. saya mau tanya.. klu suku jambak sama suku pitopang bisa nikah ngak..klu di tanya sama orang tua katanya 1 suku.. tpi daerah nya dah beda yang laki2 di payakumbuh.yang cwek di pasaman.makasih da..
BalasHapusAssalamualaikum da.. saya mau tanya.. klu suku jambak sama suku pitopang bisa nikah ngak..klu di tanya sama orang tua katanya 1 suku.. tpi daerah nya dah beda yang laki2 di payakumbuh.yang cwek di pasaman.makasih da..
BalasHapusAssalamualaikum bg,
BalasHapusSaya mo nanya bg,... Boleh gk bg kita nikah sesuku ? Soal nya suku nya kita jambak bg .... Tapi kita beda nagari dan 1 kabupaten bg ... Sudah merasa cocok dan merasa ada kesamaan pemikiran .. Boleh gk bg nikah ?
Adat saleba alam pamakaian bakampuang2. Jd apo kecek nniak mamak dst c lh bg.hahaha
Hapusmohon maaf sebelumnya. sy mau bertanya, kalau dalam adat minang adalah perempuan yang melamar pihak lelaki, lalu bagaimna jika ada lelaki minang yang hendak menikahi perempuan sunda. sedngkan dalam adat sunda adalah lelaki yang melamar pihak perempuan??
BalasHapusKini ado contoh bg. 4 hukum bagi sbuah pernikahan. Dsini termasuk yg hukumnya wajib dimana kedua belah pihak sudah mapan dan siap untuk menikah. Dan berniat baik untuk menjalin keluarga. Mereka diberikan cinta satu sama lain (semua tau perasaan datangnya dari mana). Tidak mahram. Dari keluarga jauh.tp hanya saja mereka satu suku. Terus mereka tidak disetujui oleh mamak. Dan akhirnya niat baik gagal. Masing2 depresi. Malahan ada yang dipaksa nikah/dijodohkan demi menghindarkan nkh ssuku ini. Kalau difikir2 mereka yang sudah wajib menikah trus gara2 sasuku tidak jadi. Gimana y hukumnya. Taulah yang namanya wajib yah kalau tidak dilaksanakan kan berdosa
BalasHapusYah maaf kalau ad slh penyampaian. Banyak di zaman sekarang pemakaian adat sekarang terbalik. Pernikahan sasuku seharusnya dicarikan jln yg bijak oleh cadiak pandai. Termasuk alim ulama dan ninik mamak.mlhan dijadikan senjata untuk menjatuhkan suatu keluarga. Sedangkan kato nan ampek tidak terlaksana lagi. Mlhn bnyak wanita yg mmbuka aurat berkeliaran d dekat mamak. Tp mamak tidak ada yg melarang satu orangpun. Bhkn seorang mamak tidak sanggup mlrang anak prempuannya buka aurat jln2 kluar karena perkembangan zaman. Mlhn niat baik sseorang menghalalkan diri supaya tidak terjadi zinah malah dilarang
HapusOh ya satu lagi. Disuatu kmpung isi muda mudinya banyak yg satu suku. Baa ko lai. Lai basuo cewek kmnkn yo baru. Lai ado nn lain. Tp ndak ado nn katuju. Baa trimo c yang ndak katuju tu lai? Atau barangkek c dari nagari ko lai. Ndak ado cewek tuak awak dsiko lai. Untuak urang c nyo lai. Untuang jo parasaian muda mudi minang
BalasHapusBg saya mau brtanya, apakah boleh ya klau melanjutkan hbungan sampai ke jenjang prnikahan apabila sesama suku chaniago dengan chaniago, saya berasal dri kota baso suku chaniago, sedangkan cewek saya orang pesisir selatan dan juga suku chaniago, tolong kasih penjelasannya bg...
BalasHapusAssalamualaikum..pak saya sdh lama mbjalin hbngan dengan org yg sya sayangi..kami sma2 suku chaniago..tpi cowk saya kmopungnya di pesisir selatan batang kapas.sedangkan saya di pdang juga suku chaniago..apakah kami boleh menikah..???
BalasHapusSaya ingin memperdalam hal ini karna menarik bagi ambo memperdalam hal nan mode ko , tolong di jawab pertanyan ambo ko , misal jiko ado pasangan yg sesuku , tetapi tidak sanagari hanyo samo sasuku sajo apokah itu di larang oleh adaik ?
BalasHapusSya mau bertanya bg.. Saya mnjalin hubungan hmpir 7 tahun dgn laki2 yg satu suku dgn saya.. Namun kami beda nagari.. Dia di solok saya di padang pariaman..ini diperbolehkan mnikah atau tidak? Atau ad syarat2 atau ndk boleh kah sma sekali?? Trims
BalasHapusAssalamualaikum.
BalasHapusSaya mau nnya saya menjalin hubungan dengan seorang lelaki suku nya piliang. Dan saya juga piliang kami satu datuak. Urang tua kami menyetujui pernikah an kami tapi kami di larang sma mamak kami. Rencana kami menikah di luar tapi mamak meancam kami akan membuang keluarga kami apa yang harus kami lakukan.
Assalamualaikum..
BalasHapusSaya mau bertanya pak, saya menjalin hubungan dengan laki-laki yang sesuku dg saya, tapi kami tinggal tidak di daerah yang sama..
Sebelumnya adk dr ibu pasangan saya sudah perna mengambil suku di daerah saya dengan suku dan datuak yang sama dengan saya.
Dengan kondisi demikian apakah kami masih diperbolehkan untuk menikah?
Mohon penjelasannya pak..
assalammualaikum bang nio nanyo awak sasuku jo calon wak.. tapi wak suku melayu payokumbuh pcr wak melayu padang. apo buliah malanjuikan ka pernikahan
BalasHapusmohon penjelasan nya uda
Bang saya ingin bertanya,apakah boleh pindah suku di Minangkabau?
BalasHapusKalau boleh bagaimana caranya?
Skuati ayah ang se lah buek artikel anjiang,, ,sdangkan nenek moyang ang see samo nenek moyang bini ang, ,,jadi kawin sakuku tuu salah yoo kck ang lai,,,dalam agama islam see ndg ado larangan kawin sasuku doo baa di minang ko ado larangan kawin sasuku,,,kan skuati ayah ang se yang mmbuek tu anjiang
BalasHapusKatoan bapak mande ang yang mmbuek maa anjiang,,, sia bana ang di dunia koo yg malarang kawin sasuku,,, kok ado yg kurang sanang smo ulasan dent baleh see yoo
BalasHapusBukan urang minang??
HapusMenurut saya pengertian anda salah. Menikah sasuku dilarang oleh adat meskipun beda datuak beda wali nagari.
BalasHapusTapi BG sudah banyak buktinya yg menikah sedikit dan itu GPP bg
Hapus