Bacaan Terbaru Selamat Membaca (^_^)

Pengingat dalam Ibadah : WUDU'


Tulisan ini tidaklah saya tujukan, melainkan sebagai pengingat bagi para sahabat yang mungkin lupa-lupa ingat tentang pelajaran ibadah yang dulu pernah dipelajari di SD, MDA, bahkan mungkin juga TK. Juga saya tambahkan dengan pertanyaan-pertanyaan terkait wudu, seperti bagaimana cara berwudu orang yang sedang ihram, bagaimana wudu pengantin wanita ataupun wisudawati yang wajahnya berbalut bedak, bibirnya berbalut gincu, dan lain-lain.

Tulisan ini bersumber dari pengajian-pengajian yang saya lakukan bersama guru-guru saya, terutama Syekh Dr. Salim al-Khathib, Syekh Habib Ahmadal-Maqdi dan Syekh Mustafa Abu Hamzah. Adapun susunan penulisan, saya berpedoman kepada kitab al-Muqaddimah al-Hadhramiyah.

***

Sudah Sarjana Agama, Kok Masih Belum Jadi Ulama? (Bacaan Wajib Untuk Pelajar Ilmu Agama)

Seorang mahasiswa lulusan sebuah pesantren moderen mendatangi seorang ulama. Pikirannya kalut, orientasinya berkabut, ia hendak bertanya dan meminta nasihat.

"Abuya. Saya seorang lulusan pesantren terkemuka. Nilai-nilai saya cemerlang. Kini pun saya termasuk mahasiswa berprestasi. Namun kenapa saat saya terjun ke masyarakat, saya merasa ilmu saya tak jauh beda dengan masyarakat awam? Padahal bertahun sudah saya lalui, banyak materi sudah saya korbankan. Bahkan saya rela untuk menunda menikah dan berpisah dengan orang tua,"

Apa yang Harus Dilakukan Jika Si Ayah Tidak Mampu Mengajari Si Kecil Beribadah?

Seorang pemuda mendatangi seorang alim, hendak bertanya perihal pendidikan agama dalam keluarga.

P (pemuda) : "Buya, beberapa waktu lalu, Abuya menyampaikan bahwa ilmu agama yang kita sampaikan kepada orang lain harus disandarkan kepada imam mujtahid, yang didapat dari proses belajar di bawah bimbingan ulama. Dan tanpa dua syarat ini, berarti ilmu agama yang dimiliki tidak valid. Begitukah, Buya?"

B (buya) : "Iya benar."

Ini yang Harus Anda Lakukan dalam Memilih Pendapat Ulama yang Bisa Diamalkan!

J : Buya, saya ingin bertanya. Saat ini saya sebagai muslim awam* mendapatkan banyak sekali informasi, termasuk juga informasi terkait perkara agama. Yang jadi masalah adalah, informasi yang saya dapat itu bermacam-macam sekali. Dalam satu kasus saja, pendapat ulama bisa banyak berbeda. Lalu bagaimana cara saya memilih pendapat yang akurat, agar saya bisa beramal dengan tenang? Pendapat mana yang akan saya gunakan?

B : Pakailah pendapat yang Saudara dapat langsung dari lisan guru.

Ilmu agama ini bukan sekedar informasi yang bisa diterima mentah-mentah saja langsung dari buku ataupun internet macam gosip selebriti. Kalau saudara salah paham, maka amal yang saudara lakukan nanti juga pasti salah.

Ini Sebabnya, Mengapa Anda harus Benar-benar Berhati-hati Mengambil Sumber Ilmu Agama!

Siang itu suasana kelas terasa nikmat. Diskusi yang dikomandoi langsung oleh dosen kami, Dr. Mahmud Abu Sayyid juga terasa cair dan menarik.

Semua terasa normal, hingga kami masuk pada permasalahan 'hukum membaca al-fatihah dalam salat'. Entah kenapa, dengan konyol seorang mahasiswa menyeletuk, "Bukankah al-Fatihah bukanlah rukun salat dalam mazhab Imam Abu Hanifah, sehingga tidak perlu dibaca?"

Suasana kelas hening seketika. Air muka Dr. Mahmud berubah, tanda ada hal yang tidak beliau suka.

Menggunakan Obat Tetes Hidung Saat Berpuasa, Batalkah?

Allah jelas-jelas mengatakan bahwa orang yang sakit dibolehkan untuk tidak berpuasa dan mengganti di hari lainnya,

Makanya, tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa memakai obat tetes hidung, tetas telinga, ataupun obat dubur itu tidak membatalkan puasa,

Karena segala hal yang masuk ke dalam lubang terbuka di tubuh, itu membatalkan puasa, termasuk lubang kemaluan, dubur, hidung maupun telinga,

Tiga Tingkatan Ikhlas yang Harus Diketahui

Ikhlas itu ada tiga tingkatan,

Pertama, yang terendah, adalah melakukan karena amal karena mengharapkan maslahat dunia yang Allah janjikan,

Contohnya bersedekah dan menyingkirkan beban hidup saudara kita, agar Allah juga singirkan beban yang kita hadapi. Ataupun berpuasa dengan alasan kesehatan,

Kedua, yang menengah, adalah beramal karena mengharapkan maslahat akhirat. Tak usah ditanya, sudah jelas kategori ini adalah keikhlasan yang termotivasi surga balasan, ataupun neraka sebagai ancaman,

Cerita Pulang Kampung : Akhlak

Saya tegaskan, bahwa belajar fikih tanpa akhlak efeknya sama dengan belajar silat tanpa pekerti. Ilmu yang kita miliki malah dijadikan sebagai alat untuk menyerang orang lain, bukan malah untuk melindungi dan memperbaiki kualitas diri.

Bagaimana bisa?

Cerita Pulang Kampung : Fikih


Foto by: Salman Arif @copyright 2016
Saat pulang ke kampung halaman beberapa waktu lalu, sebenarnya saya ingin benar-benar menikmati waktu bersama keluarga, menghabiskan waktu dengan menyimpan sebanyak-banyaknya potongan memori yang nanti akan jadi kenangan yang akan saya rindukan saat kembali ke tanah rantau.

Cerdas dalam Memandang Ikhtilaf Ulama

Dalam memandang hasil ijtihad ulama, sering kita temukan perbedaan-perbedaan, meski tak sedikit pula kita dapatkan kesepakatan,
.
Namun terkadang, perbedaan hasil ijtihad ulama tersebut hanya dalam tataran teks, namun tetap sama dalam penerapan,
.
Contoh, dalam perkara mandi, mayoritas ulama menyimpulkan rukunnya hanya dua : niat, kemudian mengalirkan air ke seluruh badan,

Berdakwah Tanpa Menghakimi

Di sebuah pengajian.
.
Seorang dai menyebutkan lafaz hadis berbahasa Arab, kemudian menerjemahkan dan menjelaskannya.
.
“Jadi, di dalam hadisnya Rasulullah Saw menjelaskan bahwa, apabila mati anak Adam, maka terputuslah pahalanya, kecuali tiga; ilmu yang bermanfaat, sedekah jariah dan anak saleh yang mendoakannya. Selain tiga amal itu, semuanya tertolak dan pahalanya tidak sampai kepada si mayat,”

.
“Sehingga, membaca surat Yasin, al-Fatihah, ataupun surat-surat lainnya saat takziah, itu pahalanya tidak akan sampai kepada si mayat. Bahkan melakukan hal tersebut adalah bid’ah, dan tempatnya adalah di neraka!” ujarnya berapi-api.

Yang Berfatwa Yang Ber'neraka'

Tak bisa dipungkiri, era postmodern dan dampak yang ia bawa tak bisa dbendung. Terutama dari segi membanjirnya informasi, sehingga setiap orang merasa berhak untuk berkomentar dengan akses informasi tadi sebagai dasar hipotesis pendukung. Tak ada lagi istilah ahli bidang ini-itu, karena keahlian akan dibantah dengan data dari website ini-itu. Profesionalisme menjadi buntung.

Komentator-komentator dadakan mungkin akan berpikir matang-matang jika yang ia komentari adalah urusan eksak macam kedokteran maupun konstruksi bangunan. Terang saja, salah komentar, nyawa orang jadi taruhan, bangunan roboh jadi tanggungan. Komentar-komentar asal biasanya hanya akan bercokol pada bidang yang akibatnya tidak akan terlihat secara lahir segera; agama.

Apakah Ibadah Anda Sudah Benar?

Ternyata orang yang tidak fasih membaca al-Fatihah, shalatnya tidak sah,
.
Ternyata orang yang menunda mengganti puasa Ramadannya yang batal sehingga sampai pula Ramadan berikutnya, harus mengganti puasa ditambah membayar denda berupa fidyah,
.
Ternyata masih banyak muslimah yang masih tidak mampu, ada juga yang salah paham dalam membedakan haid, nifas dan istihadhah,
.
Ternyata ada kesalahan kita selama ini dalam memilih panitia pengumpulan zakat mal dan zakat fitrah,
.

Waspadai Guru Kurang Ajar

Salah satu KESALAHAN TERBESAR orang tua adalah 'terlalu' percaya kepada guru dalam mendidik anaknya,
.
Pikir mereka, semua guru adalah makhluk sempurna tanpa cela,
.
Tak peduli siapa yang mendidik anaknya, yang penting uang sekolah dibayar tiap bulan, baju seragam anaknya diganti tiap tahun, tak lupa memberi jajan serta subsidi pulsa,
.
Materi materi materi,
.
Kualitas guru tak lagi diperhatikan,
.
Mau guru pintar ataupun tak becus mengajar, yang orang tua ingin tahu hanyalah anaknya lulus ujian,
.
Keadaan macam ini nanti tidak hanya akan mencetak anak (mungkin) pintar namun kurang ajar, pun akan membentuk guru nakal berkarakter asal-asalan,
.
Yaitu guru yang mengajar sangat kurang, memberi tugas sangat banyak, kemudian saat melihat murid-muridnya kewalahan, ia akan berkata, "Kalau kalian kesulitan, mari belajar ke rumah ibu-bapak guru, tapi tentu dengan BIAYA TAMBAHAN!"
.
Ada lagi guru yang sudah merasa berada di zona nyaman, gaji diterima tiap bulan, tanpa sekalipun ada laporan pertanggungjawaban. Sehingga di sekolah, karena merasa tak akan ada yang protes, ia bebas saja membentak dan menghardik murinya, yang masih SD, masih ingusan. Tak jarang melakukan kekerasan,
.
Lebih parah lagi, ada oknum guru yang ketahuan berselingkuh sesama guru, tetapi oleh Kementerian Pendidikan masih saja dipertahankan!!
.
Andai saja orang tua lebih peduli, memperhatikan, serta berani bersuara-mengambil tindakan, hal ini tentu tak akan terjadi. Tak akan ada guru nakal pemeras murid dengan dalih 'pelajaran tambahan'. Tak akan ada guru bermulut kasar yang hobi membentak dan tak berakhlak. Tak akan ada guru pendosa yang merasa aman,
.
Ayah, bunda, sudah sejauh mana ayah-bunda nilai kualitas guru yang mengajar anak-anak? Atau jangan-jangan ayah-bunda tidak kenal, bahkan mungkin juga tak pernah berjumpa dengan mereka?
.
Karena mendidik anak adalah kewajiban orang tua. Jika kewajiban orang tua tersebut dipercayakan kepada oknum tak becus, berarti kewajiban tadi belum gugur. Dan kewajiban yang tak dijalankan akan berbuah dosa,
.
Kenali guru-guru mereka, pastikan bahwa guru-guru tersebut memang pribadi cerdas, berkualitas, serta baik akhlaknya,
.
Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Jangan harap anak-anak menjadi pribadi saleh dan pintar, jika ayah-bunda percayakan kepada guru yang tidak jelas kualitasnya,
.
Mudah saja; pantau apa saja yang didapat anak setiap hari, pantau keadaan guru di sekolahnya setiap pekan, dan kalau memang perlu tindakan, ajak orang tua lain untuk berkonsultasi dengan kepala sekolah jika ada hal yang tidak sesuai, agar bisa diperbaiki keadaannya,
.
Mohon maaf, saya memang belum menjadi orang tua. Masih bujang. Namun izinkan saya memberi nasihat, paling tidak sebagai pendidik, pun juga sebagai pribadi yang dibesarkan di tengah keluarga pendidik. Mudah-mudahan ada manfaatnya,
.
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. (^_^)

Calon Ibu Harus Cerdas -_^

Wanita yang bercita-cita untuk jadi ibu rumah tangga, sekolah pertama dan terbaik bagi anak-anaknya memang harus cerdas dan berpendidikan,
.
Apa lagi bagi laki-laki yang akan menjadi imam dengan segala tanggung jawab yang mesti ia emban,
.
Namun jika menganggap kecerdasan dan keberpendidikan hanya sebatas pada bangku sekolah maupun kuliah, itu merupakan satu bentuk kebodohan,
.

Wanita Pendaki Gunung Itu...

J : Ustaz, apa hukumnya perempuan mendaki gunung?
.
U : Hadis riwayat Imam Bukhari, "Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk berjalan sehari semalam jika tidak ditemani mahramnya ataupun suaminya."
.
Imam mazhab yang empat sepakat, bahwa hadis ini menjadi landasan hukum haramnya wanita melakukan perjalanan tanpa suami ataupun mahram. Baik perjalanan tersebut panjang maupun pendek. Asal sudah keluar kampung, sudah berbeda masjid untuk jumatannya, maka wanita wajib ditemani mahram atau suami.
.

Menghidupkan Kembali Pendidikan Berbasis Surau

Ini tentang sistem yang telah mencetak tokoh hebat semacam Buya HAMKA, Bung Hatta, H. Agus Salim, H. Ghafar Ismail, Syaikhah Rahmah Al-Yunusiyah, Hj. Rasuna Said, Tan Malaka dan tokoh hebat lainnya,
.
Dulu anak-anak Minang di siang hari membantu orang tua ke sawah, belajar bertani serta belajar 'leadership' dengan menggembala,
.
Sekarang anak-anak Minang di siang hari pergi sekolah, bermain kelereng (mungkin juga main di warnet dan tempat rental PS) dan belanja,
.
Dulu anak-anak Minang di malam hari langsung ke surau untuk salat berjamaah, belajar mengaji, fikih, akidah, serta tasawuf dan akhlak,
.
Sekarang anak-anak Minang di malam hari sibuk mengganti siaran tivi, matanya terpaku pada tayangan yang kebanyakan tidak layak,
.

Jangan Mengacak 'Ladang' Orang

Setiap kita dituntut untuk sehat, namun tidak semua kita dituntut untuk menjadi dokter yang ahli ilmu kesehatan,
.
Setiap kita dituntut untuk punya tempat tinggal (papan), namun tidak semua kita dituntut untuk menjadi arsitek yang ahli ilmu bangunan,
.
Semua kita dituntut untuk beragama, namun tidak semua kita dituntut untuk menjadi ulama yang ahli ilmu keagamaan,
.
Yang ingin sehat, tak perlu jadi dokter. Cukup ikuti apa yang dokter sarankan,

Beragama Jangan Membuat Rusuh

Dulu, waktu saya kelas satu aliyah, saya sempat menjadi pribadi yang suka menganggap ini haram dan menghukumi itu bid'ah,
.
Suatu ketika, saat sedang duduk-duduk dengan Uda Yunal Isra dan Uda Yazid 'ejieb', saya mencoba beropini, "Menurut habib, doa bersama itu bid'ah, Da. Karena, melakukan hal itu saja Nabi Saw tidak pernah,"
.
Da Yunal tersenyum sejenak, kemudian menjawab, "Dari mana Habib tahu kalau Nabi Saw tidak pernah berdoa bersama? Memangnya sudah berapa hadis yang Habib hafal? Sudah berapa kitab hadis yang Habib telaah?"
.

Tentang Jenggot dan Bulu Ketiak

Memprihatinkan, adalah saat wanita diajak untuk salat ke mesjid, ia menjawab dengan hadis bahwa, "Salat wanita yang paling afdhal itu di rumahnya sendiri,"
.
Akan tetapi saat ia diajak jalan-jalan, berkeliaran, diajak belanja, ia paling bersemangat, bergegas berhias diri,
.
Padahal, jika ingin menghidupkan sunnah dengan tidak salat ke masjid, maka mestinya usah pula keluar rumah untuk urusan yang tidak lebih besar pahalanya dari pada salat di mesjid. Ini tolong dipahami,
.
Itu namanya memelintir hadis demi memenuhi hasrat nafsu. Kalimat yang benar tapi digunakan untuk tujuan yang salah. Karena makna hadis tersebut adalah bahwa wanita itu makruh hukumnya keluar rumah, bahkan sekedar untuk salat ke masjid. Pemahaman mestinya seperti ini,
.

Jangan Sampai Rugi Dua Kali

Di sebuah bandara di Eropa
.
Sekelompok pemuda ingin melaksanakan salat berjamaah saat azan magrib berkumandang. Tidak ada mushala, mereka pun mencari sudut yang lumayan sepi, kemudian membentuk saf dan melaksanakan salat.
.
Orang-orang yang lewat melihat takjub, ada pula yang heran. Tidak setiap hari mereka bisa melihat sekelompok pemuda beribadah di tempat umum. Was wes wos was wes wos, berisik bisik-bisik.

.
Di antara para 'pembisik', ternyata ada seorang Arab. Ia langsung menghampiri salah satu pemuda tersebut sesaat setelah salat mereka selesai. Terjadilah percakapan seru setelah mereka berbasa-basi. (Orang arab : A | Pemuda muslim nonarab : P)
.
A : Kalian kok masih terpaku pada praktek-praktek ibadah kuno seperti ini? Tahu tidak, di sini dan di Amerika, orang sudah menginjakkan kaki di bulan. Sedangkan kalian masih saja sibuk salat. Sia-sia tahu!

Aturan Haid yang Banyak Tidak Diketahui Wanita

WANITA HARUS BACA!! (SANGAT PENTING)
.
Jika haid wanita berhenti setelah azan asar, maka ia wajib segera mandi junub kemudian melaksanakan salat asar. IA JUGA HARUS MENGGANTI (QADHA) SALAT ZUHUR,
.
Kenapa? Karena zuhur dan asar adalah dua salat yang bisa dijamak, waktu wajib dua salat ini sama ; sama-sama siang,
.
Jika seseorang wajib salat asar, otomatis ia juga wajib salat zuhur, meskipun ia masih dalam keadaan junub saat waktu zuhur telah usai,

Memaksimalkan Fungsi Masjid

Ada kutipan menarik di majlis Syaikh Salim al-Khathib suatu sore, saya nukilkan :
.
"Adalah sebuah bid'ah yang banyak dilakukan orang saat ini : menutup masjid setelah salat dilaksanakan,
.
Sehingga orang yang terlambat berangkat ke masjid tidak mendapat kesempatan,
.
Padahal tujuan orang berwakaf untuk masjid adalah agar wakafnya dimanfaatkan,
.
Namun saat pengurus masjid menutup masjid, harta wakaf tadi tidak maksimal diberdayakan, pahala untuk orang yang berwakaf pun tertahan,
.
Mestinya masjid itu dibuka siang malam, bahkan jika ada musafir yang ingin bermalam, disilakan,
.

Begini Menikah Itu Seharusnya

Dulu, dengan menikah, seorang lelaki otomatis akan mendapatkan pekerjaan,
.
Misalnya ayah saya, yang karena menikah, beliau bisa bercocok tanam di tanah pusaka suku Pisang, menanam jeruk serta sayuran,
.
Atau Pak Ngah saya (paman), yang karena menikah dengan kakak ayah saya, beliau bisa bercocok tanam di tanah pusaka suku Simabua, kadang menanam jagung kadang menanam ubi batang, tergantung apa yang laku di pasaran,
.
Bahkan Nabi Musa AS pun, karena menikah pula, beliau bisa mendapatkan pekerjaan sebagai penggembala dari Nabi Syu'aib, terlepas dari apakah beliau menikah dahulu atau bekerja dahulu, yang penting keduanya beriringan,
.
Adapun sekarang, dengan bekerja, seorang lelaki baru bisa melangsungkan pernikahan,
.

Bagi yang Ingin Berpolitik

Syaikh Salim Al-Khatib, Rabu kemarin sempat menyinggung masalah politik dan kepemimpinan,
.
Beliau berkata, bahwa sebaiknya, kita menahan diri dari politik hingga datangnya Imam Mahdi Al-Muntazhar, Imam, pemimpin yang dijanjikan,
.
Bukan pasrah dan tidak melakukan apa-apa, namun urusan politik saat ini benar-benar mengkhawatirkan,
.

Mengapa Kita Harus Mengikuti Para Imam?

Bismillah,
Imam Nawawi rahimahullah, yang keilmuannya luar biasa, yang hafalan hadisnya konon lebih dari 350.000, yang tulisannya tak hanya berisi ilmu namun juga dihiasi sastra karena kepiawaian beliau dalam Bahasa Arab, masih rendah hati untuk mnyebut dirinya sebagai pengikut Imam Syafi'i, -rahimahullah-

Dalam artian, ibadah beliau sesuai dengan hasil ijtihad Imam Syafi'i,

Sedangkan ustad-ustad sekarang, yang hafalan Qurannya patah-patah, yang hafalan hadisnya tak lebih dari dua puluh, yang kemampuan Bahasa Arabnya memprihatinkan, malah dengan sombong dan berani mengatakan bahwa pendapat ulama mazhab itu tidak ada gunanya untuk diikuti,

Rasul Itu Menyempurnakan, Bukan Mengganti

Satu hal yang penting untuk diketahui, bahwa sebelum Rasulullah Saw diutus, akhlak serta sistem hubungan sosial yang baik sebenarnya sudah ada,
Namun masih kurang, maka Rasul Saw datang untuk menyempurnakannya,

"Aku diutus hanya untuk menyempurnakan kebaikan-kemuliaan akhlak," begitu beliau berkata,

Jadi jangan sampai ada di pikiran kita untuk menghapus segala sistem baik yang sudah ada,

Adab : Parameter Kualitas Pribadi

Latar belakang keluarga seseorang terkadang bisa kita lihat dari adabnya yang sudah jadi kebiasaan,
Contoh, jika seseorang sangat tidak peduli terhadap kebersihan,

Bungkus permen, makanan ringan, remah makanan, tisu serta sampah kecil lain yang ia gunakan, dimana-mana berceceran,

Boleh jadi ia anak manja, berasal dari keluarga kaya, sehingga segala keperluan, kebersihan serta kerapiannya sudah diurus oleh pelayan,

Antara Zuhud, Kesehatan dan Imam Nawawi

Organ rumit harus hati-hati mengisinya :)

Jika ingin mencari teladan dalam sikap zuhud, maka kita bisa mencontoh Imam Nawawi, (rahimahullah)
Dalam sehari, beliau hanya makan sedikit, dan yang sedikit itu pun hanya sekali,

Membaca biografi beliau mengingatkan saya pada pesan Syaikh Ahmad Maqdi,

Bahwa terlalu banyak makan, akan menyebabkan organ pencernaan bekerja keras, sehingga tubuh membutuhkan banyak air. Kita pun terpancing untuk banyak minum. Terlalu banyak minum akan membuat kita bolak-balik ke kamar mandi,

Bacaan Wajib Bagi Calon Ulama

Salah satu pengalaman menarik dalam 'talaqi' adalah, saat saya menemukan tiga nasihat berkait dari tiga orang guru berbeda, padahal kitab yang mereka ajarkan tidak sama,
Guru pertama, Syaikh Ahmad Maqdi, dahulu berkata, "Membatasi pendidikan agama menjadi hanya empat tahun (kuliah) hanya akan memperbanyak orang bodoh yang mengaku-ngaku sudah jadi ulama,"

Yap, dengan modal ijazah, namun keilmuannya tidak matang, seseorang sudah merasa berhak memberi fatwa,

Namun saya masih bertanya-tanya, mengapa sistem perkuliahan bisa menghasilkan ulama jadi-jadian seperti ini?

Pertanyaan ini dijawab oleh nasihat Syaikh Fauzi Al-Kunati,

Orang Minang Pelit (Katanya)

ado nan cari lawan? :D
Ronde I
A : Bro, orang Padang pelit-pelit ya?

B : Gak tau juga, Bro. Saya bukan orang Padang.

A : Nah lho, lalu kamu orang mana Bro?

B : 50 Kota Bro, 4 jam dari Padang. (Sana belajar geografi lagi!)

Apa Salahnya Jika Saya Dijodohkan?

Malam itu, seorang kawan menyetel lagu Minang 'baru' tentang gadis yang menolak lelaki pilihan orang tuanya, dan menikah dengan lelaki pilihannya,

Spontan saya berkomentar, "Itu bukan gadis Minang. Itu bukan calon Bundo Kanduang. Itu anak durhaka,"


Spontan kawan saya yang lain juga berkomentar, "He, memangnya kamu mau jika nanti dijodohkan, Bib?" ujarnya,


Saya jawab lagi, "Tentu saja saya mau. Karena orang tua pasti tidak ingin anaknya menikah dengan yang tidak pantas. Karena orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anaknya,"

Belajar dari Nasionalisme Ekonomi Mesir


Tahu tidak, 4 tahun terakhir, sudah dua kali Mesir mengalami revolusi,

Namun berbeda dengan Indonesia, saat terjadi perubahan pemerintahan, mata uang Mesir (pond) tidak serta merta jatuh, sehingga harga kebutuhan pokok tetap stabil, kalaupun naik, tidak terlalu tinggi,

Ternyata, setelah diperhatikan dan diteliti, penyebab stabilnya ekonomi Mesir adalah karena nasionalisme rakyat Mesir sudah mencapai taraf cinta mati,

Sepatu, pakaian, perabotan, bahkan untuk peralatan elektronik pun, orang Mesir akan lebih memilih 'made in Egypt' dari pada buatan luar negeri,

Hikmah Sosial dalam Salat Jamaah

Kata KH ZainudinMZ, di salat jamaah, saat imam salah, maka makmum harus mengingatkan imam dengan lafaz 'subhanallah',

Dengan lafaz zikir tersebut, diharapkan imam sadar dan kembali membenarkan salat agar sah,


Di sini makmum tidak boleh mengingatkan imam dengan marah-marah,


Apalagi memukul imam dengan tongkat kasti hingga kulitnya merah-merah, tulangnya patah, :v

Hal ini juga merupakan pendidikan dalam perkara pemimpin dan rakyat, saat terjadi masalah,
 
Support : Facebook | Twitter | Google+
Copyright © 2013. Al-Fatih Revolution Brotherhood - Tolong sertakan sumber saat mengutip :)
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger