Diamku bukan berarti tak mengerti,
Diamku bukan berarti aku tak peduli,
Saat perpecahan terjadi, tentu saja aku sudah memetakan posisi,
Bukan posisi benar dan salah, namun posisi mana yang bermain jujur, dan mana yang bermain tanpa hati,
Kebenaran hanya milik Allah, semua tahu pasti,
Namun kemenangan yang diraih dengan cara keji?
Diamku bukan berarti aku tak peduli,
Saat perpecahan terjadi, tentu saja aku sudah memetakan posisi,
Bukan posisi benar dan salah, namun posisi mana yang bermain jujur, dan mana yang bermain tanpa hati,
Kebenaran hanya milik Allah, semua tahu pasti,
Namun kemenangan yang diraih dengan cara keji?
Yang mendukung pemenang seperti ini kuyakin tak tahu diri,
Seperti dua klub yang bertanding bola kaki,
Tak ada yang salah, tak ada yang benar, namun kalah menang pasti terjadi,
Sespektakuler apapun kemenangan salah satu klub, jika dengan kecurangan nyata maka ia tak akan mendapat simpati,
Jika ia masih dapat simpati, maka aku ingin bertanya, manusia macam apa yang memberi simpati pada pemenang keji?
Yang ingin kukatakan adalah, saat dihadapkan pada dua posisi yang sulit membedakan mana yang benar dan salah, maka lebih baik diam, perhatikan apa yang terjadi,
Melihat tanpa mendukung terkadang dapat membuka mata, siapa yang mengusung fairplay, siapa yang menjunjung prinsip "biar curang asal skor lebih tinggi",
Dukungan tidak sepatutnya diberikan pada tim yang memiliki rekor kemanangan lebih tinggi,
Namun dukungan sepantasnya diberikan pada tim sportif yang segala aturan ia hormati,
Semoga kita selalu dijaga dari fitnah dan 'chaos' yang membuat perasaan tak tentram di hati,
Semoga umat Islam dimanapun berada dilindungi agama, harta dan nyawanya dari pribadi tak punya nurani,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik..
0 komentar:
Posting Komentar