Home » , » Menghidupkan Kembali Pendidikan Berbasis Surau

Menghidupkan Kembali Pendidikan Berbasis Surau

Ini tentang sistem yang telah mencetak tokoh hebat semacam Buya HAMKA, Bung Hatta, H. Agus Salim, H. Ghafar Ismail, Syaikhah Rahmah Al-Yunusiyah, Hj. Rasuna Said, Tan Malaka dan tokoh hebat lainnya,
.
Dulu anak-anak Minang di siang hari membantu orang tua ke sawah, belajar bertani serta belajar 'leadership' dengan menggembala,
.
Sekarang anak-anak Minang di siang hari pergi sekolah, bermain kelereng (mungkin juga main di warnet dan tempat rental PS) dan belanja,
.
Dulu anak-anak Minang di malam hari langsung ke surau untuk salat berjamaah, belajar mengaji, fikih, akidah, serta tasawuf dan akhlak,
.
Sekarang anak-anak Minang di malam hari sibuk mengganti siaran tivi, matanya terpaku pada tayangan yang kebanyakan tidak layak,
.

Dulu anak-anak lelaki Minang di surau belajar silat, yang karena diiringi pendidikan spiritual lewat tasawuf dan akhlak, ia sadar bahwa kemampuan silatnya hanya boleh digunakan untuk kebaikan,
.
Kini anak-anak Minang belajar banyak jenis bela diri, tanpa diiringi pendidikan spiritual. Tak heran jika kemampuan yang ia punya digunakan untuk sesuatu yang bukan-bukan,
.
Dulu permainan anak-anak Minang bernilai sosial tinggi semacam semba lakon dan taleon,
.
Kini permainan anak-anak Minang 'terkesan' egois macam game online ataupun playstation,
.
Dulu wanita Minang, apapun profesinya, tetap terampil menenun, menjahit apalagi sekedar memasak,
.
Kini wanita Minang merasa gengsi mengurus rumah tangga. Ia serahkan kepada pembantu untuk bersih-bersih dan masak, ia serahkan kepada baby sitter urusan mengasuh anak,
.
Dulu remaja Minang akan pergi merantau, mencari induk semang, kemudian bekerja sambil belajar terus menerus, mengasah potensi diri,
.
Sekarang remaja Minang banyak yang belajar merokok di sekolah, pacaran di sekolah, bertukar video yang bukan-bukan di sekolah, bahkan ada yang sampai mengenal shabu dan ekstasi,
.
Dulu antara orang tua dan anak terdapat komunikasi intens dan keterbukaan,
.
Kini anak-anak pergi jam 7 pulang jam 5. Sesampainya di rumah lelah, malamnya sibuk membuat PR. Hari liburnya masih membuat PR jika tidak balas dendam dengan berfoya-foya. Tak ada cerita membantu orang tua. Hubungan orang tua dan anak hanya sebatas membayar uang sekolah dan memberi jajan,
.
Sekarang tahu kan bedanya, mengapa dahulu banyak tokoh hebat dari ranah Minang, sedangkan sekarang tidak seberapa?
.
Sekarang tahu kan, bahwa bukan darah Minang yang membuat tokoh-tokoh dahulu hebat, namun karena sistem yang menempa mereka?
.
Bahwa generasi Minang dahulu dididik dengan pendidikan berbasis surau (masjid), yang menempa intelektual, emosional dan spiritual, bahkan juga melatih fisik dengan silat,
.
Generasi dulu sudah pintar, saleh, tahu adab dan adat, pintar silat pula,
.
Generasi sekarang; yang saleh,saleh saja. Yang pintar, pintar saja. Yang tahu adat, tahu adat saja. Yang pintar silat, pintar silat saja. Jarang ada yang merangkum semuanya,
.
Apapun profesinya, dokterkah, politikuskah, ilmuankah, ulamakah, semua generasi Minang dahulu tetap ditempa di surau sehingga menjadi generasi luar biasa,
.
Bahkan, lelaki Minang dahulu akan dianggap banci jika tidak tidur di surau. Dianggap masih manja berlindung di ketiak orang tua,
.
Sudah saatnya kita kembalikan kejayaan pendidikan berbasis surau agar generasi emas bisa bangkit kembali,
.
Bahwa Surau dalam sistem adat Minangkabau bukan hanya tempat Shalat, namun juga pusat pendidikan intelektual dan mental serta pusat pelatihan bela diri,
.
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. (^_^)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Facebook | Twitter | Google+
Copyright © 2013. Al-Fatih Revolution Brotherhood - Tolong sertakan sumber saat mengutip :)
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger