Oleh : Fakhry Emil Habib
Kenapa tak boleh marah saat hidungmu ditunjuk-tunjuk dengan tangan kiri?
Kenapa tak boleh marah saat kebenaran yang kau ajukan tak dihargai?
Kenapa tak boleh marah saat mereka menginjak-nginjak
agama ini?
Kau tahu kawan, marah itu harus, harus jika saatnya memang tepat,
Karena sejatinya, ada tiga bentuk marah, dan hanya satu yang pantas untuk dilakukan,
Yang pertama, Tahawwur,
Yaitu marah tanpa sebab yang tepat, atau marah berlebihan ketika kesalahan ada, hingga membuat persaudaraan hancur,
Yang kedua, Ghadhab,
Ghadhab secara khusus disini terjadi dengan takaran tepat saat ada sebab,
Yang ketiga, Jubun,
Yaitu marah yang dipendam bukan karena sifat sabar, namun karena sifat pengecut bagai ayam kalkun,
Bagaimana mungkin menahan marah marah saat harga diri agama diinjak-injak turun?
Bukankah Nabi SAW dan para Shahabat RA pernah marah? Tentu marah yang sesuai etika dan sesuai dengan yang Allah tuntun,
Inilah sedikit buah dari pelajaran tashawuf bersama Buya Deswandi dulu yang mengajarkan untuk bersikap santun,
Diambil dari Kitab Thariqatil Muhammadiyah wa Assiratil Ahmadiyyah yang telah diwariskan lebih dari tiga ratus tahun,
Ingat kawan, marahlah saat harus marah, sabarlah saat harus sabar,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik..
Kenapa tak boleh marah saat hidungmu ditunjuk-tunjuk dengan tangan kiri?
Kenapa tak boleh marah saat kebenaran yang kau ajukan tak dihargai?
Kenapa tak boleh marah saat mereka menginjak-nginjak
agama ini?
Kau tahu kawan, marah itu harus, harus jika saatnya memang tepat,
Karena sejatinya, ada tiga bentuk marah, dan hanya satu yang pantas untuk dilakukan,
Yang pertama, Tahawwur,
Yaitu marah tanpa sebab yang tepat, atau marah berlebihan ketika kesalahan ada, hingga membuat persaudaraan hancur,
Yang kedua, Ghadhab,
Ghadhab secara khusus disini terjadi dengan takaran tepat saat ada sebab,
Yang ketiga, Jubun,
Yaitu marah yang dipendam bukan karena sifat sabar, namun karena sifat pengecut bagai ayam kalkun,
Bagaimana mungkin menahan marah marah saat harga diri agama diinjak-injak turun?
Bukankah Nabi SAW dan para Shahabat RA pernah marah? Tentu marah yang sesuai etika dan sesuai dengan yang Allah tuntun,
Inilah sedikit buah dari pelajaran tashawuf bersama Buya Deswandi dulu yang mengajarkan untuk bersikap santun,
Diambil dari Kitab Thariqatil Muhammadiyah wa Assiratil Ahmadiyyah yang telah diwariskan lebih dari tiga ratus tahun,
Ingat kawan, marahlah saat harus marah, sabarlah saat harus sabar,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik..
0 komentar:
Posting Komentar