Oleh : Fakhry Emil Habib
Menarik bahwa ternyata ajakan untuk mengembangkan budaya di dalam lagu ini telah diabadikan,
Dan paling tidak setiap tahun akan selalu dinyanyikan meski banyak yang tidak sepenuh hati mendengarkan,
**Betapa pun banyak budaya baru yang datang, tetap budaya kita yang harus dikembangkan,
Kenapa ku bilang "harus"?
Karena budaya yang kita punya, khususnya budaya Minang memiliki dampak luar biasa jika tetap dipraktekkan,
Contoh kongkretnya, "baju kuruang",
Yaitu baju longgar yang biasa dipakai wanita Minang dalam keseharian,
Mulai dari wanita yang aktif mengikuti pengajian hingga anak kuliahan,
Berbeda dengan sekarang, saat wanita Minang lebih banyak memilih celana ketat dan kaos tanpa lengan,
Yang bukan hanya dipandang "sumbang" dalam adat, namun juga "dosa" dalam agama Islam,
Dan semua itu atas nama modernisasi yang selalu menjadi alasan,
Untukmu, wahai wanita muslimah yang rindu aroma surga,
Jika modernisasi hanya akan membuatmu jauh dari agama, hina di mata manusia,
Maka aku rasa menjadi kuno bukanlah sebuah cela,
Biarlah menolak trend asal Allah ridha,
Bukankah hidup bukan hanya untuk dunia?
Entahlah, aku tak yakin mereka yang pamer paha itu sudah punya tiket pasti masuk surga,
Aku yakin, tiap adat dan budaya di Nusantara memiliki nilai-nilai luhur yang menjauhkan dari bayang-bayang mengerikan api neraka,
Dan saat sebuah budaya bernilai mulia, kembangkanlah, ijinkan banyak orang turut jadi mulia dengannya,
Wahai para Ayah, perhatikanlah bagaimana anak perempuanmu berpenampilan,
Wahai saudara, perhatikanlah bagaimana saudara perempuanmu bertutur dan bersikap dalam pergaulan,
Semoga Allah menyelamatkan generasi ini dari bobroknya modernisasi,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar