Kalau menurut saya secara guyonan, berarti yang bersangkutan masih 'ketek'. Kalau sudah besar tentu dia memiliki 'gala'.
Kalau secara serius? Hmmm.. Banyak modus. Bisa jadi,bis jadi ya, kecintaannya pada Ranah Minang telah luntur.
Lalu bagaimana solusi untuk mereka yang menikah di rantau dan tidak ada Niniak.Mamak yang akan menentukan gelarnya?
Ya salaam, memangnya susah sekali menelpon pulang untuk memberitu pernikahan sekaligus menanyakan gelar pada Niniak Mamak?
Lagipula, jika Baralek Nikah dilakukan sekali lagi saat pulang, maka hal itu sangat bagus, karena Sunnahnya begitu, melihat keadaan bahwa kerabat di kampung belum mencicipi RANDANG ALEK MARAPULAI JO ANAK DARO.
Kalau kata ibuku, dimanapun, kapanpun, dan.siapapun calonku kelak, aku harus baralek di rumah. Yah, selain ibu bahagia karena dapat melihatku bersanding dengan menantunya, aku pun senang karena aku akan dipanggil dengan GALA, bukan dengan NAMO lagi.
"Bialah ibu panek. Disinan lo panyanang hati ibu,"begitu kata beliau.
Maaf jika ada yang salah, hanya mengingat-ingat kembali pelajaran BAM saat kelas 5 SD dulu agar tidak lupa walau telah lama disini, Kairo..
Kelak,sasaran dakwah nomor satu ku sebagai Mahasiswa Minang, tentu saja di Ranah Minang. Untuk itu, aku ya harus totok jadi Urang Minang. Mengambil hikmah dari sejarah bahwa Allah mengutus Rasul selalu dari kaumnya.
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
Allahumma aamiin^^
BalasHapusAmiin.. :)
Hapus