Oleh : Fakhry Emil Habib
Kau tahu kawan, aku suka sekali dengan kepribadian beliau,
Ya, beliau, Pak Habibie, Bacharudin Jusuf Habibie,
Waktu kecil, Ayah selalu memotivasiku untuk jadi seperti Pak Habibie,
Beliau yang rajin membaca Al-Quran, murah senyum,
Beliau yang rendah hati walaupun saat itu beliau adalah orang nomor satu di Indonesia,
Beliau, pembesar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang rajin puasa Senin-Kamis,
Dan kekagumanku ini berimbas pada kekecewaanku pada film Habibi-Ainun, film komedi bagiku, yang merusak citra Pak Habibie,
Kawan, tadi sudah ku sebutkan betapa shalehnya beliau,
Mungkinkah beliau dan Bu Ainun nyaris ciuman di dalam becak?
Mungkinkah beliau dan Bu Ainun ciuman di bawah Menara Eifell, tempat umum, terbuka, dan, ah, sudahlah,
Bagiku, film ini sudah mencoreng citra baik Pak Habibie, aku muak dengan sutradaranya!
Namun apa tanggapan beliau tentang film itu?
"Cucu saya bilang, Reza sukses perankan sosok saya,"
Subhanallah, begitulah Pak Habibie, tidak ingin membuat sutradara tersinggung,
Beliau sangat lihay memilih diksi yang pas, padahal boleh jadi hati sedang panas,
Tapi, hei! Itu kan kata cucu beliau! Bagaimana dengan pandangan beliau sendiri? Wew, maaf bos, tak tahu lah.
Tapi jika aku berada di posisi beliau, bisa saja aku menuntut sutradara, home production, dan segala pihak terkait!
Hei! Mantan presiden paling shaleh kita digambarkan mesum dan vulgar! Ya Allah, sebejat itukah industri perfilman negeriku?
Ayolah, hei, para sineas negeri, bisakah kau membuat film berbobot penuh hikmah,
yang bisa memberimu hidup berkah dan pahala melimpah?
Mudah-mudahan ini yang terakhir, dan film-film kita ke depannya lebih dan lebih baik lagi,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
Ya, beliau, Pak Habibie, Bacharudin Jusuf Habibie,
Waktu kecil, Ayah selalu memotivasiku untuk jadi seperti Pak Habibie,
Beliau yang rajin membaca Al-Quran, murah senyum,
Beliau yang rendah hati walaupun saat itu beliau adalah orang nomor satu di Indonesia,
Beliau, pembesar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang rajin puasa Senin-Kamis,
Dan kekagumanku ini berimbas pada kekecewaanku pada film Habibi-Ainun, film komedi bagiku, yang merusak citra Pak Habibie,
Kawan, tadi sudah ku sebutkan betapa shalehnya beliau,
Mungkinkah beliau dan Bu Ainun nyaris ciuman di dalam becak?
Mungkinkah beliau dan Bu Ainun ciuman di bawah Menara Eifell, tempat umum, terbuka, dan, ah, sudahlah,
Bagiku, film ini sudah mencoreng citra baik Pak Habibie, aku muak dengan sutradaranya!
Namun apa tanggapan beliau tentang film itu?
"Cucu saya bilang, Reza sukses perankan sosok saya,"
Subhanallah, begitulah Pak Habibie, tidak ingin membuat sutradara tersinggung,
Beliau sangat lihay memilih diksi yang pas, padahal boleh jadi hati sedang panas,
Tapi, hei! Itu kan kata cucu beliau! Bagaimana dengan pandangan beliau sendiri? Wew, maaf bos, tak tahu lah.
Tapi jika aku berada di posisi beliau, bisa saja aku menuntut sutradara, home production, dan segala pihak terkait!
Hei! Mantan presiden paling shaleh kita digambarkan mesum dan vulgar! Ya Allah, sebejat itukah industri perfilman negeriku?
Ayolah, hei, para sineas negeri, bisakah kau membuat film berbobot penuh hikmah,
yang bisa memberimu hidup berkah dan pahala melimpah?
Mudah-mudahan ini yang terakhir, dan film-film kita ke depannya lebih dan lebih baik lagi,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar