Oleh : Fakhry Emil Habib
Kawan, aku ingin bercerita, yah, setidaknya ini bukan curhat galau karena kau tak perlu menitikkan air mata,
Kadang logika simpel mengantarkan nalarku untuk berpikir bahwa kehidupan kita saat ini penuh dengan humor,
Bukan humor yang membuat terkikik, tapi,
yah, silakan lanjut baca,
Sebuah keluarga, terdiri dari seorang Ayah, karyawan sebuah perusahaan bonafid dengan gaji sekitar 7 juta per bulan,
Ia memiliki istri yang bekerja sebagai perawat, hm, mungkin dengan gaji sekitar satu juta setengah,
Mereka berdua memiliki anak yang lucu, masih berusia satu tahun,
Tentu kau akan paham kawan, tujuh juta dari gaji sang suami sebenarnya sudah mencukupi kebutuhan keluarga kecil itu bukan? Nah, disinilah sebenarnya humor dimulai,
Kita tak akan membahas sang suami, karena memang mencari nafkah adalah tanggung jawabnya,
Kita bahas posisi istri, pengeluaran, pemasukan serta positif negatif pekerjaannya bagi tumbuh kembang bayi mereka,
Sang istri menghabiskan sekitar Rp7.000,- per hari untuk transportasi, berarti paling tidak, transportasi sang istri sebesar Rp210.000,- per bulannya,
Untuk biaya makan siangnya di rumah sakit, sang istri menghabiskan Rp15.000,- per hari, maka biaya makan siang sang istri berjumlah sekitar Rp450.000,- per bulannya,
Nah, dikarenakan kesibukannya, sang istri tidak dapat menyusui anaknya di siang hari hingga ia harus membeli susu formula, yah, sekitar Rp200.000,- per bulannya,
Lagi, karena kesibukan sang istri, ia harus menyewa baby sitter untuk mengasuh anaknya di rumah, dan gaji baby sitter tersebut sebesar Rp750.000,- per bulannya,
Wow, Rp1.610.000,- kawan, itulah harga finansial yang harus dibayar sang istri saat bekerja, tetap saja sang istri tekor Rp110.000,- per bulannya,
Aku masih belum membahas bagaimana kondisi bayi mereka yang tentu kekurangan kasih sayang dari ibunya, apalagi ia 'dipaksa' untuk minum susu 'sapi',
Tidak ada juga yang bisa menjamin bahwa baby sitter sewaan mereka bisa mengajarkan akhlak yang baik bagi sang bayi,
dan, tidak ada juga yang bisa jamin kalau saat dewasa sang bayi akan tumbuh menjadi pribadi yang berbakti pada orang tua yang 'mengabaikannya' saat ia masih bayi,
Hei, jangan tersinggung, tentu saja ibu yang bekerja tidak sehari penuh dan ibu yang terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga tidak termasuk dalam kisah humor-miris ini,
Maaf, aku juga tak bermaksud menyinggung profesi tertentu,
Biarlah cerita tetap jadi cerita, dan kita hanya bisa mengambil hikmahnya,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
Kawan, aku ingin bercerita, yah, setidaknya ini bukan curhat galau karena kau tak perlu menitikkan air mata,
Kadang logika simpel mengantarkan nalarku untuk berpikir bahwa kehidupan kita saat ini penuh dengan humor,
Bukan humor yang membuat terkikik, tapi,
yah, silakan lanjut baca,
Sebuah keluarga, terdiri dari seorang Ayah, karyawan sebuah perusahaan bonafid dengan gaji sekitar 7 juta per bulan,
Ia memiliki istri yang bekerja sebagai perawat, hm, mungkin dengan gaji sekitar satu juta setengah,
Mereka berdua memiliki anak yang lucu, masih berusia satu tahun,
Tentu kau akan paham kawan, tujuh juta dari gaji sang suami sebenarnya sudah mencukupi kebutuhan keluarga kecil itu bukan? Nah, disinilah sebenarnya humor dimulai,
Kita tak akan membahas sang suami, karena memang mencari nafkah adalah tanggung jawabnya,
Kita bahas posisi istri, pengeluaran, pemasukan serta positif negatif pekerjaannya bagi tumbuh kembang bayi mereka,
Sang istri menghabiskan sekitar Rp7.000,- per hari untuk transportasi, berarti paling tidak, transportasi sang istri sebesar Rp210.000,- per bulannya,
Untuk biaya makan siangnya di rumah sakit, sang istri menghabiskan Rp15.000,- per hari, maka biaya makan siang sang istri berjumlah sekitar Rp450.000,- per bulannya,
Nah, dikarenakan kesibukannya, sang istri tidak dapat menyusui anaknya di siang hari hingga ia harus membeli susu formula, yah, sekitar Rp200.000,- per bulannya,
Lagi, karena kesibukan sang istri, ia harus menyewa baby sitter untuk mengasuh anaknya di rumah, dan gaji baby sitter tersebut sebesar Rp750.000,- per bulannya,
Wow, Rp1.610.000,- kawan, itulah harga finansial yang harus dibayar sang istri saat bekerja, tetap saja sang istri tekor Rp110.000,- per bulannya,
Aku masih belum membahas bagaimana kondisi bayi mereka yang tentu kekurangan kasih sayang dari ibunya, apalagi ia 'dipaksa' untuk minum susu 'sapi',
Tidak ada juga yang bisa menjamin bahwa baby sitter sewaan mereka bisa mengajarkan akhlak yang baik bagi sang bayi,
dan, tidak ada juga yang bisa jamin kalau saat dewasa sang bayi akan tumbuh menjadi pribadi yang berbakti pada orang tua yang 'mengabaikannya' saat ia masih bayi,
Hei, jangan tersinggung, tentu saja ibu yang bekerja tidak sehari penuh dan ibu yang terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga tidak termasuk dalam kisah humor-miris ini,
Maaf, aku juga tak bermaksud menyinggung profesi tertentu,
Biarlah cerita tetap jadi cerita, dan kita hanya bisa mengambil hikmahnya,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar