"Setelah saya membaca lebih dari seratus buku mengenai tokoh pergerakan Islam seperti Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha dan berbagai ulama, ternyata demokrasi sangat sesuai dengan ajaran Islam, dan mereka pun sangat menyetujui praktek demokrasi," ujar seorang doktor saat mengisi sebuah acara seminar di sudut kota Kairo.
Saat sesi tanya jawab, seorang mahasiswa langsung angkat tangan, bertanya, "Pak, saya sangat tertarik dengan kesimpulan Bapak mengenai demokrasi dalam pandangan tokoh pergerakan Islam tadi. Yang mau saya tanyakan adalah, demokrasi apa yang didukung oleh para ulama tersebut? Apakah demokrasi yang memungut suara untuk mendukung perkawinan sejenis? LGTB? Ataukah demokrasi yang dimaksud para ulama tersebut bukan demokrasi, melainkan musyawarah mengenai hal yang tidak diatur secara gamblang oleh agama?" ujarnya dengan suara bass, sedikit parau.
Kemudian meluncurlah sebuah jawaban yang terbang ke Ansharussyariah di Libiya hingga tragedi WTC 9/11 di Amerika, akan tetapi hakikat demokrasi tetap mengawang-awang.
Kau tahu kawan, saat membawa nama ulama, ada baiknya mengkaji dulu pendapat mereka secara cermat dan tuntas,
Karena tanggung jawab ilmiah itu berat kawan, sangat berat bahkan oleh ahli lulusan banyak universitas,
Jangan sampai kau dituduh berbohong atas nama ulama hanya karena belum mempelajari pendapat mereka secara jelas,
Wah, bisa-bisa situasi diskusi ilmiah jadi seperti situasi area tawuran, memanas!
Jika sudah begini, siapa yang mau tanggung jawab? Polisi lalu lintas? Atau anggota DPR berjas?
Haha, tapi tenang, sebuah diskusi sehat tak akan sampai berakhir naas,
Karena pematerinya biasanya memiliki ilmu dalam serta nalar cerdas,
Ku mohon,
Doakan aku dan kawan-kawan disini agar selalu bersemangat menuntut ilmu dan beraktivitas,
Tentu, kami pun disini turut mendoakanmu, dimanapun berada agar menjadi insan berkualitas,
Dan yang pasti, mari kita selalu berdoa,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik..
Saat sesi tanya jawab, seorang mahasiswa langsung angkat tangan, bertanya, "Pak, saya sangat tertarik dengan kesimpulan Bapak mengenai demokrasi dalam pandangan tokoh pergerakan Islam tadi. Yang mau saya tanyakan adalah, demokrasi apa yang didukung oleh para ulama tersebut? Apakah demokrasi yang memungut suara untuk mendukung perkawinan sejenis? LGTB? Ataukah demokrasi yang dimaksud para ulama tersebut bukan demokrasi, melainkan musyawarah mengenai hal yang tidak diatur secara gamblang oleh agama?" ujarnya dengan suara bass, sedikit parau.
Kemudian meluncurlah sebuah jawaban yang terbang ke Ansharussyariah di Libiya hingga tragedi WTC 9/11 di Amerika, akan tetapi hakikat demokrasi tetap mengawang-awang.
***
Kau tahu kawan, saat membawa nama ulama, ada baiknya mengkaji dulu pendapat mereka secara cermat dan tuntas,
Karena tanggung jawab ilmiah itu berat kawan, sangat berat bahkan oleh ahli lulusan banyak universitas,
Jangan sampai kau dituduh berbohong atas nama ulama hanya karena belum mempelajari pendapat mereka secara jelas,
Wah, bisa-bisa situasi diskusi ilmiah jadi seperti situasi area tawuran, memanas!
Jika sudah begini, siapa yang mau tanggung jawab? Polisi lalu lintas? Atau anggota DPR berjas?
Haha, tapi tenang, sebuah diskusi sehat tak akan sampai berakhir naas,
Karena pematerinya biasanya memiliki ilmu dalam serta nalar cerdas,
Ku mohon,
Doakan aku dan kawan-kawan disini agar selalu bersemangat menuntut ilmu dan beraktivitas,
Tentu, kami pun disini turut mendoakanmu, dimanapun berada agar menjadi insan berkualitas,
Dan yang pasti, mari kita selalu berdoa,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik..
0 komentar:
Posting Komentar