Oleh: Fakhry Emil Habib
"Jika
anda berada di sebuah desa yang akan hancur, dan Anda memiliki sebuah
sepeda motor untuk menyelamatkan diri. Kemudian dalam perjalanan, Anda
menemukan guru Anda yang berjasa serta dokter yang telah menyelamatkan
nyawa Anda. Siapakah yang akan Anda selamatkan?"
Sebuah pertanyaan yang sangat menjebak dan membingungkan terlontar dari pembawa acara debat calon ketua IPST (OSIS di sekolahku).
Dua kandidat lain menyatakan bahwa yang akan mereka selamatkan adalah guru.
Tiba giliranku untuk menjawab dalam durasi 60 detik yang disediakan,
"Saya pikir ketika saya memiliki sebuah sepeda motor, maka
saya bisa memberi tumpangan pada dua orang sekaligus, apalagi saat darurat seperti ini. Saya akan beri tumpangan pada guru saya serta sang dokter!"ujarku lantang.
Bukan bermaksud humor, tapi sebuah sepeda motor jika dipaksakan bisa mengangkut 5 orang bukan?
Tepuk tangan bergemuruh, diiringi dengan beberapa wajah tanpa ekspresi,
Sebuah kenangan, when I was seventeen..
Kau tahu kawan, pengorbanan, adalah satu kata yang sering diidentikkan dengan hidup,
Hidup adalah pilihan, tiada hidup tanpa pengorbanan.
Namun apakah selalu begitu?
Dalam kasus ini,
Apakah kita harus mengorbankan sang Dokter untuk menyelamatkan Guru, atau sebaliknya?
Atau malah memberikan motor kepada mereka dan membiarkan diri sendiri mati?
Sebuah pemahaman keliru jika hidup selalu dikaitkan dengan pengorbanan,
Padahal pengorbanan hanya dilakukan saat kita berada di jalan buntu,
Satu pilihan, tidak selalu harus mengorbankan pilihan lain,
Jika memungkinkan, maka pilihlah semuanya, hingga tak ada yang rugi, tak ada yang menyesal,
Ini untuk aku, kamu dan kita semua,
Ingatkan aku jika aku melenceng dari jalan yang seharusnya ku tempuh,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
Sebuah pertanyaan yang sangat menjebak dan membingungkan terlontar dari pembawa acara debat calon ketua IPST (OSIS di sekolahku).
Dua kandidat lain menyatakan bahwa yang akan mereka selamatkan adalah guru.
Tiba giliranku untuk menjawab dalam durasi 60 detik yang disediakan,
"Saya pikir ketika saya memiliki sebuah sepeda motor, maka
saya bisa memberi tumpangan pada dua orang sekaligus, apalagi saat darurat seperti ini. Saya akan beri tumpangan pada guru saya serta sang dokter!"ujarku lantang.
Bukan bermaksud humor, tapi sebuah sepeda motor jika dipaksakan bisa mengangkut 5 orang bukan?
Tepuk tangan bergemuruh, diiringi dengan beberapa wajah tanpa ekspresi,
Sebuah kenangan, when I was seventeen..
Kau tahu kawan, pengorbanan, adalah satu kata yang sering diidentikkan dengan hidup,
Hidup adalah pilihan, tiada hidup tanpa pengorbanan.
Namun apakah selalu begitu?
Dalam kasus ini,
Apakah kita harus mengorbankan sang Dokter untuk menyelamatkan Guru, atau sebaliknya?
Atau malah memberikan motor kepada mereka dan membiarkan diri sendiri mati?
Sebuah pemahaman keliru jika hidup selalu dikaitkan dengan pengorbanan,
Padahal pengorbanan hanya dilakukan saat kita berada di jalan buntu,
Satu pilihan, tidak selalu harus mengorbankan pilihan lain,
Jika memungkinkan, maka pilihlah semuanya, hingga tak ada yang rugi, tak ada yang menyesal,
Ini untuk aku, kamu dan kita semua,
Ingatkan aku jika aku melenceng dari jalan yang seharusnya ku tempuh,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar