Seorang lelaki Katholik mengalami goncangan keraguan di dalam dadanya,
Karena doktrin Trinitas yang tidak masuk logika,
Ia berniat memperbandingkan agama,
Semua sudah ia pelajari, dari Hindu hingga Konghuchu, dari Protestan hingga Budha,
Masih, logikanya tak bisa menerima,
Akhirnya ia berniat mempelajari Islam, agama dengan penduduk terbesar di Indonesia,
Pergilah ia ke pasar, ia menemukan seorang pemuda bernama Turik di sana,
"Selamat pagi. Apakah saudara muslim?" ia bertanya,
"Oh tentu, ya," jawab si Turik,
Mulailah si lelaki bertanya pada si Turik, hal-hal prinsip dalam agamanya,
Harus ku katakan, bahwa Turik bukanlah orang yang tahu agama. Membaca Quran saja ia tidak bisa,
Namun karena ia tidak mau disebut sebagai muslim yang bodoh oleh seorang Katholik, ia jawablah sebisanya,
Tindakan bodoh oleh orang bodoh yang terlalu tinggi gengsinya,
Puaskah si lelaki Katholik dengan jawaban si Turik? Tidak, batinnya masih bertanya-tanya,
Ia beranjak dengan sebuah perasaan kecewa,
5 agama lain yang telah ia pelajari tak ada satu pun yang memuaskan penasarannya,
Bahkan Islam pun tidak, padahal Islam adalah agama yang pertumbuhannya paling pesat di dunia,
Ia pun memilih untuk tidak bertuhan, karena logikanya tak bersua dengan agama,
***
Si lelaki salah karena asal memilih sumber yang tidak jelas kapasitas keilmuannya,
Si Turik juga salah karena sok pintar, padahal tidak tamat belajar Iqra' tiga,
Ini kesalahan umum, dimana seseorang mempelajari sesuatu bukan dari sumbernya,
Bukan hanya urusan agama, ada juga hal lain, seperti bahasa,
Ada teman-teman yang ingin belajar Bahasa Minang, misalnya,
Namun ia belajar dari orang Minang yang rusak bahasanya,
Lalu bagaimana mungkin ia akan bisa?
Apapun yang ingin dipelajari, pastikan kualitas gurunya,
Salah guru, salah ilmu, bahaya,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
Karena doktrin Trinitas yang tidak masuk logika,
Ia berniat memperbandingkan agama,
Semua sudah ia pelajari, dari Hindu hingga Konghuchu, dari Protestan hingga Budha,
Masih, logikanya tak bisa menerima,
Akhirnya ia berniat mempelajari Islam, agama dengan penduduk terbesar di Indonesia,
Pergilah ia ke pasar, ia menemukan seorang pemuda bernama Turik di sana,
"Selamat pagi. Apakah saudara muslim?" ia bertanya,
"Oh tentu, ya," jawab si Turik,
Mulailah si lelaki bertanya pada si Turik, hal-hal prinsip dalam agamanya,
Harus ku katakan, bahwa Turik bukanlah orang yang tahu agama. Membaca Quran saja ia tidak bisa,
Namun karena ia tidak mau disebut sebagai muslim yang bodoh oleh seorang Katholik, ia jawablah sebisanya,
Tindakan bodoh oleh orang bodoh yang terlalu tinggi gengsinya,
Puaskah si lelaki Katholik dengan jawaban si Turik? Tidak, batinnya masih bertanya-tanya,
Ia beranjak dengan sebuah perasaan kecewa,
5 agama lain yang telah ia pelajari tak ada satu pun yang memuaskan penasarannya,
Bahkan Islam pun tidak, padahal Islam adalah agama yang pertumbuhannya paling pesat di dunia,
Ia pun memilih untuk tidak bertuhan, karena logikanya tak bersua dengan agama,
***
Si lelaki salah karena asal memilih sumber yang tidak jelas kapasitas keilmuannya,
Si Turik juga salah karena sok pintar, padahal tidak tamat belajar Iqra' tiga,
Ini kesalahan umum, dimana seseorang mempelajari sesuatu bukan dari sumbernya,
Bukan hanya urusan agama, ada juga hal lain, seperti bahasa,
Ada teman-teman yang ingin belajar Bahasa Minang, misalnya,
Namun ia belajar dari orang Minang yang rusak bahasanya,
Lalu bagaimana mungkin ia akan bisa?
Apapun yang ingin dipelajari, pastikan kualitas gurunya,
Salah guru, salah ilmu, bahaya,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar