Well, setelah merenung kesana-kemari,
Yang ku lakukan sambil makan bahkan sambil berlari,
Aku sampai pada kesimpulan bahwa mendapat istri yang tidak pandai masak bukanlah nasib sial bagi seorang lelaki,
Nasib sial sebenarnya itu adalah memiliki istri yang pandai masak, namun tidak mau masak karena alasan gengsi,
Sedangkan yang tidak bisa masak tadi, bisalah nanti diajarkan oleh mertua atau pun suami,
Yang terpenting adalah adanya kemauan untuk menyenangkan hati suami di dalam diri,
Yang ku lakukan sambil makan bahkan sambil berlari,
Aku sampai pada kesimpulan bahwa mendapat istri yang tidak pandai masak bukanlah nasib sial bagi seorang lelaki,
Nasib sial sebenarnya itu adalah memiliki istri yang pandai masak, namun tidak mau masak karena alasan gengsi,
Sedangkan yang tidak bisa masak tadi, bisalah nanti diajarkan oleh mertua atau pun suami,
Yang terpenting adalah adanya kemauan untuk menyenangkan hati suami di dalam diri,
Aku ingin memberi analogi jika diijinkan, (harus diijinkan. hehe)
Istri jago masak yang tak mau masak bagaikan komputer dengan program lengkap dan paling mutakhir sepanjang zaman,
Namun tak punya kabel sehingga tak punya daya untuk digunakan,
Sedangkan istri yang tidak pandai masak namun punya keinginan,
Bagaikan komputer dengan hardware lengkap namun programnya masih butuh penambahan,
Yang dibutuhkan hanyalah kesabaran untuk mencari dan menjalankan kaset istall-an,
Ada perbedaan mendasar antara tidak mampu dan tidak mau,
Kemauan akan melahirkan kemampuan,
Namun kemampuan terkadang melahirkan keangkuhan,
Ustad Yusuf bilang, masakan istri itu membuat cinta suami bertambah dan bertahan berkesinambungan,
Maka pesan bagi istri, jangan biarkan cinta suami terpaut pada pembantu ataupun rumah makan,
Aku tulis ini, bukan berarti aku ingin segera beristri,
Namun agar aku tak lupa, bahwa kesempurnaan tak akan berarti,
Jika tak memberi manfaat bagi orang lain dan diri sendiri,
Banyak maaf,
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar