Posted by Fakhry Emil Habib
Posted on 11.50
with No comments
Bismillah..
Kenyataan bahwa pembelajaran sejarah di Indonesia adalah pembelajaran
yang telah tercemar tak bisa dipungkiri lagi, khususnya sejarah Islam.
Sudah tak terhitung tokoh brilian dalam sejarah yang dihinakan tak lebih baik dari kotoran.
Sebut saja Muawiyah bin Abi Sufyan, salah satu komite penulis wahyu
Rasulullah SAW yang banyak mendapat celaan, mulai dari pelajar
Tsanawiyah hingga para oknum guru sejarah.
Amru bin 'Ash, pembebas tanah Mesir yang diklaim menyebabkan jatuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Tsa'labah, salah satu perawi hadits produktif yang dituduh sebagai dedengkot pembangkang dalam hal membayar zakat.
Bahkan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khatthab Al-Faruq, dua dari
10 sahabat yang dijamin masuk surga dituding menolak untuk mengurus
jenazah Rasulullah SAW saat beli wafat, dan lebih memilih untuk mengejar
kekuasaan.
Kawan, mungkinkah para sahabat -yang Allah redhai-
adalah mereka yang digambarkan bejat dalam sejarah? Mungkinkah sahabat
Nabi yang berjuang bersama beliau menegakkan kalimat tauhid adalah
mereka yang haus kekuasaan?
Demi Allah, tidak! Sekali-kali
tidak! Tidak dapatkah logika sehat menganalisis, bahwa generasi sahabat
Nabi adalah generasi terbaik, karena mereka memang dididik oleh insan
terbaik (Rasulullah SAW)?
Untuk guru sejarah ataupun calon guru
sejarah. Jika anda haya bisa menyampaikan apa yang ditulis di dalam
buku -yang belum tentu kebenarannya-, dan hanya menyuruh murid-murid
untuk browsing di internet untuk mengetahui sejarah, maaf sebelumnya,
maka ada baiknya mencari bidang pelajaran lain untuk diajarkan daripada
nanti hanya akan mencetak generasi pembenci Sahabat Nabi SAW..
Untuk pelajar sejarah, pastikan sumber ilmiah tempat anda menggali ilmu,
agar tidak tersesat, dan agar pahalamu tidak hilang sedikit demi
sedikit akibat kebencian yang salah kepada tokoh hebat sejarah.
Kami sangat ingin agar tulisan ini dibaca, dan direnungkan, kalau bisa disebarkan.
Semoga kawan-kawan yang sudah terlanjur membenci sahabat Nabi dapat
beristighfar, karena tidak dapat kita bayangkan betapa malunya kita
nanti saat dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam keadaan membenci orang
yang tidak pantas dibenci.
Maafkan jika agak tajam..
Wallahu Al-Musta'an..
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik.. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar